Terungkap! Ini Pemicu China Perintahkan Warga Timbun Makanan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
03 November 2021 20:05
People look at products in the flour section of a supermarket following outbreak of the coronavirus disease (COVID-19) in Beijing, China, November 3, 2021. REUTERS/Thomas Peter
Foto: Warga membeli bahan kebutuhan pokok usai pemerintah meminta masyarakat menyetok kebutuhan sehari-hari untuk keadaan darurat di Supermarket Beijing, China, 3 November 2021. (REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan China pada Senin, (1/11/2021), meminta agar warganya untuk mulai menimbun bahan-bahan kebutuhan sehari-hari. Warga diminta untuk mempersiapkan pasokan kebutuhan hidup pokok dan darurat. 

"Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat," ujar situs resmi pemerintah tersebut.

Tak hanya itu, Kementerian Perdagangan juga menyarankan warga bukan hanya untuk musim dingin ini, China meminta warga menyetok makanan hingga musim semi. Ini mendadak membuat gelombang kepanikan di media China. Sejumlah netizen berspekulasi soal apa yang terjadi.

"Pemerintah bahkan tidak menyuruh kami untuk menimbun barang saat wabah Covid merebak di awal 2020," tulis salah satu pengguna Weibo menanggapi kabar tersebut.

"Mungkin pihak berwenang mengingatkan orang-orang bahwa mereka mungkin tidak mampu membeli sayuran musim dingin ini," ujar yang lain.

Nyatanya, perintah ini sendiri bukan tanpa alasan. Ini diambil dengan beberapa pertimbangan mengenai permasalahan yang sedang dialami Negeri Tirai Bambu seperti cuaca buruk, kekurangan energi, dan pembatasan akibat lonjakan Covid-19.

Sebelumnya, rata-rata harga pangan, terutama sayuran, melonjak 39,8% sejak September. Ini diakibatkan gagal panen yang disebabkan hujan lebat yang membanjiri lahan sayuran.

Sejak September hingga awal Oktober, terjadi hujan deras terjadi di sebagian besar wilayah utara China. Kebanyakan membanjiri provinsi penghasil sayuran terbesar di Shandong.

Sementara itu, tindakan penguncian juga sedang digalakkan di beberapa provinsi yang mengalami lonjakan Covid-19. Sejauh ini, Negeri Tirai Bambu pun juga sudah melakukan langkah-langkah penguncian di kota Heihe, Lanzhou, dan Eijin. Selain di tiga kota itu, penguncian yang sifatnya lokal atau per kompleks perumahan juga dilakukan di distrik Changping, barat laut Beijing. 

Pada Rabu, (3/11/2021), China melaporkan rekor penambahan kasus harian terbaru sebesar 93 kasus. Lonjakan kasus baru ini dimotori oleh Varian Delta yang tersebar dari luar negeri. Selain itu, terdapat juga beberapa kluster Covid yang terkait dengan sekelompok wisatawan asal Shanghai yang pergi berwisata ke beberapa wilayah di provinsi Gansu dan Mongolia Dalam.

Menghimpun data Covid-19 dari Worldometers, negara terbesar di Asia itu telah mencatatkan 97.423 kasus infeksi yang diiringi dengan 4.636 kematian sejak wabah itu pertama kali muncul di kota Wuhan.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh China Minta Warga 'Timbun' Makanan Pokok, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular