Ekonomi RI Memburuk Dihantam Covid Delta, Tapi Tak Krisis!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 November 2021 14:25
Mall di Masa Pelonggaran PPKM
Foto: Suasana aktivitas di Pusat Perbelanjaan (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid varian delta yang muncul sejak Juni 2021 di tanah air membuat pemerintah memperketat mobilitas masyarakat. Bagaimana tidak, ganasnya delta membuat kasus positif melonjak sampai 50 ribu per hari dan 2000 orang meninggal dunia per hari.  

Meski demikian, pengetatan tersebut tidak berdampak terlalu buruk terhadap perekonomian. Dalam waktu singkat, seiring dengan penurunan kasus, tingkat konsumsi masyarakat kembali meningkat.

"Kami melihat bahwa ketika pembatasan mobilitas dicabut, konsumsi menunjukkan tren yang meningkat. Jika ditelusuri lebih lanjut, besarnya dampak PPKM Darurat tidak sebesar pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) 1," tulis riset Bank Mandiri, dikutip Rabu (3/11/2021).

Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), PPKM Darurat menurunkan indeks konsumsi menjadi 73,3. Sementara selama PSBB 1, indeks turun drastis menjadi 58 dan meningkat menjadi 81,4 saat pelaksanaan PSBB 2.

Konsumsi di Jawa merupakan yang paling terdampak akibat PPKM Darurat. Namun, tren konsumsi pulih dengan cepat seperti yang diharapkan.

Selain itu, Bank Mandiri juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas telah mempercepat adopsi digital. Membuat aktivitas ekonomi, baik itu jual-beli dan bisnis lainnya harus beradaptasi.

"Lebih banyak konsumen sekarang terbiasa dengan belanja online, bahkan untuk belanja offline tradisional seperti fashion dan bahan makanan. Di sisi penawaran, bisnis telah mengubah dan mengadaptasi proses bisnis mereka melalui digital," jelas Bank Mandiri.

Pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tantangannya adalah mendesain ulang model operasi rantai pasokan mereka agar cukup tangguh untuk memenuhi permintaan konsumen.

Penggunaan teknologi digital di Indonesia meningkat cukup drastis. Bank Mandiri mencatat pada 2021, 72% populasi atau setara 149,5 juta orang memiliki smartphone.

Angka tersebut melonjak signifikan dibandingkan tahun 2019-2020 yang rata-rata populasi yang memiliki smartphone hanya berkisar 61% hingga 67%. Bahkan dibandingkan empat tahun lalu atau 2017, adopsi penggunaan smartphone hanya 44%.

"Pada tahun 2022, diperkirakan 210,67 juta orang telah menggunakan internet. Menunjukkan bahwa lebih dari 76% populasi di Indonesia akan terhubung ke dunia digital," jelas Bank Mandiri.

Adopsi teknologi digital lebih luas dari sebelumnya. Karena tantangan geografis, Indonesia diketahui kurang memiliki kesetaraan spasial dalam hal infrastruktur. Jawa dan Sumatera, yang biasanya memiliki infrastruktur yang lebih berkembang, seperti jalan dan infrastruktur transportasi lainnya.

Kini, Indonesia telah membuat kemajuan substansial dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang lebih banyak orang dari Kalimantan dan Sulawesi yang memiliki smartphone melebihi rata-rata nasional, masing-masing mencapai 77% dan 73%.

Kendati demikian, sebagian besar penduduk yang mengakses internet masih banyak terjadi di Pulau Jawa, yakni 61%. Sementara Kalimantan sebesar 58% dan Sulawesi sebesar 49%.

Bank Mandiri menyebut, sebagian besar orang Indonesia terhubung ke internet menggunakan perangkat seluler, dengan demikian, infrastruktur mobile broadband memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi. Akses ke internet melalui teknologi seluler, yaitu telepon pintar, hampir universal (98,5%).

Sedangkan yang mengakses internet melalui laptop atau desktop sangat sedikit, hanya 13,5% penduduk yang memiliki akses internet.

"Angka-angka ini mencerminkan peran sentral pertumbuhan investasi oleh operator jaringan seluler utama," jelas Bank Mandiri.

Dalam dekade terakhir, operator jaringan seluler besar, seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Tri, dan SmartFren, telah mempercepat penyebaran base transceiver station (BTS) yang dilengkapi dengan teknologi 4G/LTE.

Di sisi lain, layanan broadband, atau fiber-to-the-home (FTTH), digunakan oleh segmen populasi yang sangat kecil.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular