Ekonomi RI Memburuk Dihantam Covid Delta, Tapi Tak Krisis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid varian delta yang muncul sejak Juni 2021 di tanah air membuat pemerintah memperketat mobilitas masyarakat. Bagaimana tidak, ganasnya delta membuat kasus positif melonjak sampai 50 ribu per hari dan 2000 orang meninggal dunia per hari.
Meski demikian, pengetatan tersebut tidak berdampak terlalu buruk terhadap perekonomian. Dalam waktu singkat, seiring dengan penurunan kasus, tingkat konsumsi masyarakat kembali meningkat.
"Kami melihat bahwa ketika pembatasan mobilitas dicabut, konsumsi menunjukkan tren yang meningkat. Jika ditelusuri lebih lanjut, besarnya dampak PPKM Darurat tidak sebesar pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) 1," tulis riset Bank Mandiri, dikutip Rabu (3/11/2021).
Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), PPKM Darurat menurunkan indeks konsumsi menjadi 73,3. Sementara selama PSBB 1, indeks turun drastis menjadi 58 dan meningkat menjadi 81,4 saat pelaksanaan PSBB 2.
Konsumsi di Jawa merupakan yang paling terdampak akibat PPKM Darurat. Namun, tren konsumsi pulih dengan cepat seperti yang diharapkan.
Selain itu, Bank Mandiri juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas telah mempercepat adopsi digital. Membuat aktivitas ekonomi, baik itu jual-beli dan bisnis lainnya harus beradaptasi.
"Lebih banyak konsumen sekarang terbiasa dengan belanja online, bahkan untuk belanja offline tradisional seperti fashion dan bahan makanan. Di sisi penawaran, bisnis telah mengubah dan mengadaptasi proses bisnis mereka melalui digital," jelas Bank Mandiri.
Pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tantangannya adalah mendesain ulang model operasi rantai pasokan mereka agar cukup tangguh untuk memenuhi permintaan konsumen.