Ambisi Jenderal Luhut: Turunkan Polusi Plastik di Indonesia!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 November 2021 11:45
4 Syarat berinvestasi di RI
Foto: Ilustrasi Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/Edward Ricardo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sampah plastik menjadi salah satu pemicu terbesar pencemaran lingkungan di Indonesia. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau ikut ambl andil dalam perbaikan bumi, sehingga ada beberapa langkah tegas yang akan dilakukan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan bicara mengenai komitmen pemerintah Indonesia dalam masalah sampah plastik, khususnya di laut. Hal itu disampaikan pada salah satu rangkaian acara COP-26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11/2021) waktu setempat.

Luhut menjelaskan, polusi sampah plastik menjadi masalah yang memengaruhi Indonesia.

"Kami mengambil tindakan tegas dan berani di setiap tingkat dan lintas sektor di Indonesia untuk melakukan transformasi yang diperlukan untuk mencapai polusi plastik yang mendekati nol di Indonesia," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu (3/11/2021).

Pada 2018 lalu, pemerintah telah meluncurkan Peraturan Presiden tentang Penanganan Sampah Plastik Laut yang disertai dengan Rencana Aksi Penanganan Sampah Plastik Laut 2018-2025. Luhut mengatakan, keberadaan perpres itu menandakan mengatasi masalah plastik menjadi agenda prioritas nasional.

Selain itu, pemerintah juga sudah mulai mengintegrasikan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, menekankan pada ekonomi sirkular. Dalam konteks ini, peran masyarakat dan pengusaha kecil dan sektor informal menjadi aktor utama.



Luhut mengatakan, sungai yang tercemar menjadi penyebab utama polusi di laut. Untuk itu, diperlukan solusi penanganan yang terintegrasi baik penanganan sungai maupun laut.

Baru-baru ini, pemerintah Indonesia dan Jerman telah meluncurkan green infrastructure initiative sebagai cara inovatif untuk mempercepat dan memprioritaskan proyek infrastruktur, agar ramah lingkungan dan iklim.

Intervensi teknologi juga dibutuhkan untuk memastikan perputaran ekonomi. Luhut menerangkan saat ini Indonesia sedang dalam tahap penerapan teknologi terkini untuk menggunakan sebanyak mungkin manfaat dari sampah menjadi energi sumber daya baru.

Salah satu bukti konkret adalah penggunaan pembangkit listrik berbahan baku sampah yang pertama di Surabaya, Jawa Timur. Ia memiliki kapasitas mengonversi 1.000 ton sampah domestik per hari menjadi listrik 10 megawatt. Selain itu, ada juga proyek percontohan RDF Plant di Cilacap sejak 2020.

"Dengan menerapkan teknologi berwawasan lingkungan, tentunya akan berdampak positif terhadap iklim, karena kita mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA, sehingga kita dapat mencegah pelepasan metana di TPA," lanjut luhut.

Di sisi lain, penggunaan RDF pellet, fluff, atau bricket juga dapat menggantikan penggunaan batu bara dan tentunya mengurangi jumlah Gas Rumah Kaca (GRK) yang dilepaskan dari pembakaran batu bara.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Luhut yang Gugat Haris Azhar Rp 100 M di Polda Metro

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular