Ada Apa Xi Jinping? China Minta Warga 'Timbun' Bahan Pokok
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China mendesak warganya untuk mulai 'menimbun' bahan-bahan kebutuhan sehari-hari. Ini untuk memuluskan langkah penguncian (lockdown) setelah Covid-19 mulai kembali dideteksi di beberapa bagian negara itu.
Mengutip AFP,situs Kementerian Perdagangan pada Senin (1/11/2021) meminta agar keluarga-keluarga China mulai menyiapkan stok yang diperlukan dalam kondisi darurat.
"Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat," ujar situs resmi itu, dikutip Selasa (2/11/2021).
Tak hanya itu, Kementerian Perdagangan juga meminta pihak berwenang lainnya untuk mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi produksi pertanian. Termasuk menjaga kelancaran rantai pasokan, memastikan cadangan pangan regional mencukupi, serta menjaga kestabilan harga.
China melaporkan 92 penemuan kasus harian baru pada 1 November. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pertengahan September.
Negeri Tirai Bambu pun juga sudah melakukan langkah-langkah penguncian di kota Heihe, Lanzhou, dan Eijin. Selain di tiga kota itu, lockdown yang sifatnya lokal atau per kompleks perumahan juga dilakukan di distrik Changping, barat laut Beijing ntuk mengekang penyebaran virus.
Sementara itu, pemerintah Beijing juga menawarkan suntikan dosis vaksin booster untuk memperkuat pertahanan tubuh melawan Covid-19. Pasalnya kota itu akan menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin dalam 4 bulan ke depan.
"Siapa pun yang berusia 18 tahun atau lebih yang telah menerima dua dosis vaksin China dan termasuk dalam kelompok berisiko, termasuk mereka yang berpartisipasi, mengatur atau bekerja di fasilitas permainan, akan memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan tambahan" ujar pemerintah pada akhir pekan lalu.
Ledakan infeksi di China baru-baru ini diyakini terkait dengan sekelompok wisatawan asal Shanghai yang pergi berwisata ke beberapa wilayah di provinsi Gansu dan Mongolia Dalam. Dari lima wilayah provinsi yang terdeteksi, kini jumlahnya naik menjadi 11 provinsi.
Selain itu, peningkatan ini juga dimotori oleh varian delta yang tersebar dari luar negeri. Ini juga menimbulkan kekhawatiran baru bahwa wabah kali ini akan meluas.
Menghimpun data Covid-19 dari Worldometers, negara terbesar di Asia itu telah mencatatkan 97.314 kasus infeksi. Ada 4.636 kematian sejak wabah itu pertama kali muncul di kota Wuhan.
(sef/sef)