Bikin Jokowi Gelisah, Covid-19 di 20 Kota Ini Naik!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 October 2021 10:30
Jokowi (Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Jokowi (Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate meminta seluruh masyarakat tak lengah dan tetap mewaspadai kenaikan kasus COVID-19 sekecil apapun di wilayah masing-masing. Masyarakat diminta tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi gelombang baru COVID-19.

"Kenaikan kasus sekecil apapun, adalah bukti bahwa virus COVID-19 masih hidup di sekitar kita. Jangan sampai kita mengendorkan protokol kesehatan, karena setiap kelengahan dapat memicu kembali terjadinya proses transmisi dan lonjakan kasus," papar Johnny, dikutip keterangan resmi, Minggu (31/10/2021).

Kondisi kasus COVID-19 Indonesia yang terkendali, menurut Johnny, bukan alasan untuk menanggalkan disiplin protokol kesehatan. Saat ini angka kasus aktif secara nasional berada di titik rendah (sekitar 12.400 kasus aktif per 29 Oktober 2021) dan telah menurun selama 15 minggu.

"Angka kasus yang rendah ini perlu kita pertahankan agar tidak kembali meningkat," tegasnya.

Imbauan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan digaungkan setelah terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di 20 kabupaten kota selama tujuh pekan terakhir.

Kenaikan terjadi di beberapa lokasi seperti, Kab. Nagan Raya (Aceh), Kepulauan Meranti (Riau), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Depok dan Kota Bekasi (Jabar), serta Kota Surakarta (Jateng).

"Kenaikan kasus COVID-19 di daerah-daerah harus jadi perhatian bersama karena ini sudah memasuki fase jelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru)," tutur Menteri Johnny.

Belajar dari pengalaman tahun lalu, mobilitas masyarakat saat libur panjang cenderung meningkat dan berdampak pada lonjakan kasus. Johnny menekankan, peningkatan mobilitas seharusnya dibarengi dengan pengetatan ketaatan protokol kesehatan dari tiap individu, guna menekan risiko penularan.

Seluruh pimpinan daerah pun diharapkan bergerak lebih aktif, memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala, agar bisa mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan bed occupancy ratio (BOR).

Tak hanya itu, pemangku kebijakan di daerah serta seluruh elemen juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, menggencarkan 3T (testing, tracing, treatment), dan penggunaan PeduliLindungi di berbagai tempat umum yang menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat. Seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.

"Protokol kesehatan, vaksinasi, 3T, dan implementasi teknologi informasi tetap menjadi langkah intervensi penting sebagai antisipasi menekan risiko penularan COVID-19. Pemerintah juga akan terus mengevaluasi penerapan PPKM sebagai instrumen pengendalian COVID-19 di tiap daerah dan kami mengharapkan peran aktif masyarakat untuk mendukung kebijakan tersebut," pungkas Johnny.

Halaman Selanjutnya >>> Jokowi Sampai Gelisah

Angka penularan Covid - 19 di Indonesia sudah jauh melandai dari puncaknya pada 15 Juli lalu yang menyentuh 50 ribu kasus. Namun kasus harian tercatat masih fluktuatif.

Rata-rata angka penularan Covid - 19 saat ini sudah turun pada level di bawah 1.000 kasus. Sejak 22 Oktober kasus harian tercatat hanya 760, 23 Oktober 802 kasus, 24 Oktober 623 kasus, dan 25 Oktober 460 kasus.

Berlanjut, pada 26 Oktober 611 kasus, 27 Oktober 719, 28 Oktober 723 kasus, 29 Oktober 683 kasus, 30 Oktober 620 kasus.

Meski pergerakan kenaikan kasus kecil, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mulai khawatir kembali terjadi lonjakan. Hal ini bukan tanpa alasan karena terpantau oleh Satgas Penanganan Covid - 19 tingkat kepatuhan masyarakat di sejumlah mengalami penurunan.

Dari data Satgas, Ada sejumlah kabupaten, kota dan kecamatan yang tingkat memakai masker masih di bawah 6%.

Jokowi juga menerima catatan ada sekitar 105 kabupaten kota di 30 provinsi tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang kasus positifnya naik.

Sejumlah daerah sempat mengalami kenaikan kasus meskipun sedikit dalam beberapa minggu terakhir. Misalnya di Maluku Utara. Kemudian, di Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara dua, Gorontalo, Kalimantan Barat, serta Sulawesi Tenggara.

"Meskipun, sekali lagi, meskipun sedikit tapi tetap ini harus diwaspadai. Ada 105 kabupaten dan kota," jelasnya secara virtual, dikutip Minggu (31/10/2021).

Dia juga meminta kepala daerah supaya meningkatkan kewaspadaan, memperkuat protokol kesehatan, hingga deteksi dini dengan tracing dan testing yang masif.

"Oleh sebab itu, saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan kepada Bupati, Walikota, kepada Kapolres dan juga Dandim, Danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing, dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa," katanya.

Jokowi mengingatkan agar semua pihak memaksimalkan penggunaan platform aplikasi PeduliLindungi, utamanya di mal, di tempat-tempat wisata, dan di pasar-pasar.

Karena masih ada tempat di kawasan itu yang tidak mewajibkan penggunaan QR Code Peduli Lindungi, namun tetap bisa beroperasi.

Kepala negara mengingatkan meski situasi penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin membaik, namun harus tetap disikapi dengan hati-hati.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular