Internasional

Gawat! Krisis Energi Sudah Merambat ke Jepang?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 October 2021 14:55
A woman wearing a mask walks past a Japanese flag Wednesday, March 11, 2020, in Tokyo. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. The vast majority of people recover from the new virus. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Jepang (AP/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi global mulai menghantui Jepang. Hal ini membuat perusahaan penyedia energi negara itu mulai berencana untuk 'menimbun' depositnya untuk menghadapi lonjakan permintaan pada musim dingin mendatang.

Mengutip laporan Reuters, seorang sumber mengatakan bahwa beberapa perusahaan telah mempersiapkan hal ini, salah satunya adalah pembangkit listrik terbesar Jepang dan pembeli LNG terbesar, JERA. Ini merupakan dorongan langsung dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang.

"Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mendorong perusahaan listrik untuk menimbun persediaan untuk musim dingin. Tingkat cadangan listrik di musim dingin mendatang tidak cukup tinggi untuk musim dingin", kata seorang sumber di sebuah perusahaan Jepang, dikutip Jumat (29/10/2021).

"Rincian persyaratan perusahaan, seperti volume keseluruhan yang dibutuhkan, tidak dapat segera dikonfirmasi karena mereka mencari kargo secara pribadi," jelas sumber tersebut.

Selain itu, disebutkan juga bahwa perusahaan utilitas Negeri Matahari Terbit telah meminta penyulingan minyak untuk pasokan tambahan untuk menghasilkan listrik. Meski begitu, pasokannya mungkin akan terbatas mengingat peraturan penggunaan minyak atas dasar polusi yang ditimbulkan.

Sebelumnya,pemerintah Negeri Sakura telah memberikan peringatan bahwa pasokan listrik musim dingin ini mungkin paling ketat sejak bencana pembangkit nuklir Fukushima tahun 2011 silam.

Harga gas global sendiri melonjak tajam sejak September lalu. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan yang tidak diiringi oleh pasokan yang mencukupi. Bahkan, harga gas alam cair (LNG) 400% lebih tinggi dibanding dari tahun lalu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Krisis Energi China Menular Ke Jepang, Ini Tandanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular