
Harga Minyak Dunia Melonjak, RI Untung atau Buntung?

Sementara itu, Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute mengatakan, kenaikan harga minyak saat ini relatif lebih menguntungkan. Pasalnya, subsidi BBM ditetapkan dengan mekanisme tetap (fix) untuk Solar.
"Sehingga kalau harga minyak mentah naik, secara konsep jika konsisten dengan kebijakan tersebut, maka tidak akan menjadi beban APBN. Sementara naiknya harga akan menambah penerimaan APBN dari migas," jelasnya.
Menurutnya, risiko lonjakan harga minyak ini kemungkinan akan dibebankan kepada PT Pertamina (Persero) selaku badan usaha yang menerima penugasan penyaluran BBM atau dibebankan kepada konsumen.
Namun di tengah pandemi, akan sulit bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan menambah beban masyarakat. Pemerintah pun berjanji memberikan kompensasi kepada Pertamina agar tidak merugi. Namun menurutnya, kompensasi tidak bisa diandalkan karena bukan seperti subsidi yang sudah ditetapkan.
"Kompensasi itu pembayarannya akan dilakukan ke tahun berikutnya, dan dengan syarat kalau ada uangnya. Betul (kalau tidak ada uangnya, tidak ada kompensasi) karena juga mengingat hal tersebut tidak diatur dalam APBN. Basis Pertamina untuk menagihnya kemudian apa," tuturnya.
Menurutnya dengan kondisi ini, bisa dipastikan Pertamina bakal merugi, meski ada kemungkinan dibayar jika ada uangnya.
"Pasti merugi. Hanya saja kan Pertamina dijanjikan kompensasi," ucapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi subsidi energi sampai September 2021 telah mencapai Rp 88,2 triliun, melonjak 18,3% dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sekitar Rp 74,6 triliun.
Dia mengatakan, meningkatnya subsidi energi selama Januari-September 2021 dibandingkan periode yang sama 2020 karena dipengaruhi harga keekonomian dan peningkatan volume penyaluran barang bersubsidi, baika Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga listrik.
"Realisasi sampai Agustus untuk volume penyaluran barang energi ini naik seiring kenaikan kegiatan masyarakat," tuturnya dalam konferensi pers APBN Kita edisi Oktober 2021, Senin (25/10/2021).
[Gambas:Video CNBC]
