
RI Waspada! Negara Ini Dulu Menang Kini Covidnya 'Menggila'

1. China
China merupakan salah satu negara yang dicapberhasil dalam menangani wabah ini sepanjang 2020 dan selama 2021 ini. Meski Covid-19 pertama kali ditemukan di wilayahnya, Negeri Tirai Bambu mampu menjaga angka infeksi menjadi sangat rendah.
Namun per 17 Oktober terjadi kenaikan tajam infeksi tajam di negara itu. Hanya dalam seminggu kasus kini telah mencapai hampir 200.
Pejabat setempat mengatakan "ledakan" terjadi akibat Varian Delta. Mengutip Worldometers, secara keseluruhan kasus -baik lokal maupun impor- ada 40 kasus baru tiap hari.
Gelombang baru ini diyakini terkait dengan sekelompok wisatawan asal Shanghai yang pergi berwisata ke beberapa wilayah di provinsi Gansu dan Mongolia Dalam. Untuk mengekang penyebaran, pemerintah China telah melakukan lockdown terhadap beberapa kota dan kabupaten seperti Lanzhou, di Gansu dan Enjim di Mongolia Dalam.
Menghimpun data Covid-19 dari Worldometers per Rabu (27/10/2021), negara terbesar di Asia itu mencatatkan 96.840 kasus infeksi yang diiringi dengan 4.636 kematian sejak wabah itu pertama kali muncul di kota Wuhan.
2. Singapura
Singapura juga sebelumnya dianggap berhasil dalam mengekang laju penyebaran virus di wilayahnya. Angka infeksi yang rendah itu sempat membuat negara kota ini mengambil kebijakan pelonggaran dan juga merancang jalan untuk berdamai dengan Covid-19.
Langkah ini juga diketahui diambil setelah negara itu mencapai 80% dalam vaksinasinya. Tetapi, kasus kemudian mulai naik pada akhir bulan lalu.
Pada awalnya, gelombang infeksi terbaru yang diakibatkan oleh penyebaran virus di beberapa halte bus. Untuk klasterisasi, tercatat sekitar sembilan kluster Covid-19 di Singapura terkait dengan bus. Virus pun kemudian mulai menyebar ke tempat lainnya.
Saat ini, tingkat infeksi di negara itu masih berada di level tiga ribu perhari. Tingkat infeksi ini sendiri masih diprediksi akan naik. Ketua bersama gugus tugas multi-kementerian (MTF) Covid-19 Gan Kim Yong bahkan memprediksi kasus bisa mencapai lima ribu dalam sehari.
"Dan tergantung pada bagaimana laju akan berkembang, kita mungkin mulai melihat jumlah infeksi harian meningkat menjadi lebih dari 5.000 dalam beberapa pekan ke depan," ujarnya pada awal bulan ini kepada Channel News Asia.
Ledakan infeksi ini sendiri membuat responCovid-19 di negara itu cukup kewalahan. Hal ini terlihat dari penanganan pasien positif yang melakukan karantina di rumah, di mana mereka dikabarkan tidak mendapatkan penanganan langsung sejak mengumumkan positif.
"Lonjakan kasus telah menyebabkan penundaan dan kami meminta kesabaran dan pengertian Anda. Kami merampingkan operasi kami dan akan menghubungi Anda sesegera mungkin," kata pernyataan resmi Kementerian KesehatanSingapura.
Untuk menekan angka infeksi, otoritas berwenang akhirnya mengambil keputusan untuk pengetatan mobilitas publik kembali.Peraturan itu sendiri mengatur pembatasan pengunjung di tempat-tempat publik seperti sekolah, perkantoran, restoran, dan kunjungan ke kediaman.
Hingga kemarin, rata-rata kasus harian Singapura sepekan ini adalah 3.000 kasus. Lembaga pencegahan penyakit AS, CDC, pekan lalu memasukkan Singapura dalam daftar "harus dihindari" Level 4 (tertinggi) dalam nasihat perjalannya.
3. Selandia Baru
Ledakan infeksi juga terjadi di Selandia baru. Pada Senin (25/10/2021) negeri di ujung selatan Bumi itu melaporkan 109 kasusinfeksi lokal virus corona. Ini merupakan rekor tertinggi kedua negara itu semejak pandemi melanda.
Mengutip dari Reuters, sebagian besar infeksi masih terjadi di kota terbesar negara itu, Auckland, meski kota berpenduduk 1,7 juta itu telah melaksanakan penguncian selama dua bulan terakhir.
Hal ini sendiri menjadi sebuah peringatan baru. Pasalnya negara dengan nama lain Aotearoa itu sebelumnya hanya mencatatkan jumlah kasus yang bisa dihitung jari.
Menurut data analisis Bloomberg pada Juli lalu, Selandia baru merupakan tiga besar negara yang paling berhasil dalam mengekang Covid bersama Swiss dan Norwegia.
Wakil Perdana Menteri (PM) Grant Robertson mengatakan lonjakan jumlah kasus ini dimotori oleh pertemuan rumah ilegal. Padahal, varian Delta saat ini masih menghantui di negara itu.
"Sekarang bukan waktunya untuk berpuas diri," kata Robertson selama konferensi media di ibu kota Wellington.
Untuk vaksinasi, tingkat inokulasi sendiri telah mencapai71% populasi. Sementara itu, untuk jumlah kasus kumulatif,SelandiaBarutelah mencatatkan 5.822 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 28 kematian selama pandemi.
[Gambas:Video CNBC]
