
Teriakan Didengar, Pabrik Semen Dapat Jaminan Stok Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya buka suara terkait polemik lonjakan harga batu bara dan sulitnya pasokan batu bara untuk industri semen.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, pihaknya telah mengadakan pertemuan intensif dengan asosiasi industri semen dan juga asosiasi pertambangan batu bara guna mengatasi masalah pasokan batu bara di industri semen ini.
Dia mengatakan, pemerintah dan industri sepakat untuk mencari formula pasokan batu bara untuk industri semen.
"Intinya kami pemerintah dan asosiasi sepakat untuk mencari formula pasokan batu bara untuk semen. Pertama, agar bisa memfasilitasi industri semen untuk terus operasi dengan kondisi wajar dan kedua dari penambangnya, pemasok dapatkan harga jual dan kualitas dapat dipenuhi penambang batu bara," paparnya saat konferensi pers, Selasa (26/10/2021).
Dia mengatakan, dalam waktu dekat formulasi batu bara untuk industri semen ini segera terbentuk. Menurutnya, formulasi yang disusun akan lebih baik untuk kedua belah pihak, baik industri semen maupun penambang.
"Kami minta ke asosiasi semen agar lebih fleksibel di dalam meng-absorb atau menggunakan batu bara. Kita tahu, saat ini kalau DMO, maka harga batu bara sekitar Rp 420-450 ribu (per ton) untuk listrik utamanya, kalau semen bisa buat pola operasi fleksibel, kami akan bantu pengamanan pasokan batu bara di semen," tuturnya.
Sebelumnya, keluhan sulitnya memperoleh pasokan batu bara dan juga tingginya harga batu bara dikeluhkan Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso.
Widodo mengatakan, stok batu bara di pabrik semen bahkan rata-rata hanya bertahan 10 hari dari yang sebelumnya bisa mengamankan untuk waktu satu bulan.
"Pasokannya luar biasa langka banyak anggota kami mematikan pabrik," kata Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso, kepada CNBC Indonesia TV, dikutip Senin (25/10/2021).
"Mereka takut karena supply di dalam negeri kritis," lanjutnya.
Widodo juga membeberkan harga beli batu bara dalam negeri untuk industri juga melonjak drastis dari Rp 550 ribu per ton pada akhir 2020, kini sudah melonjak Rp 1,1-1,2 juta per ton.
Widodo pun meminta pemerintah menerapkan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara untuk industri semen supaya bisa penuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini juga sudah disampaikan kepada Kementerian Perindustrian.
Menurutnya, DMO sangat dibutuhkan karena konsumsi semen pada kuartal IV 2021 ini terjadi lonjakan besar karena penyelesaian proyek pemerintah.
"Jadi tolong jangan ekspor (batu bara) dulu sebelum dalam negeri aman, karena paling tidak demand-nya di Q4 naik 15%," katanya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Terbang, Produsen Semen Ramai Matikan Pabrik!
