Spekulan Boncos, Stasiun Kereta Cepat Walini Batal Dibangun
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencoret kawasan Walini, Cikalong Wetan, Bandung Barat sebagai salah satu stasiun kereta cepat. Padahal harga tanah di kawasan ini sudah naik hingga 1.000% akibat digoreng para spekulan.
Kawasan ini sudah menjadi ajang spekulasi terutama sejak pembangunan kereta cepat 2016. Walini sempat naik daun karena akan dijadikan kota baru dan jadi lokasi stasiun kereta cepat.
Tanah di kawasan ini sudah banyak ditawarkan di berbagai toko online seperti OLX, Lamudi, dan Rumah123. Kawasan ini digadang-gadang bakal menjadi kawasan kota baru karena dilintasi kereta cepat.
Harga yang ditawarkan sudah mencapai rentang Rp 1,5-2,2 juta per meter. Padahal pada 2017, harga tanah di kawasan Cikalong Wetan hanya dihargai sekitar Rp 100-200 ribu per meter, berdasarkan informasi di lapangan pada waktu itu.
Kabar mengejutkan penundaan pembangunan stasiun kereta cepat di kawasan Walini disampaikan oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi. Akibatnya spekulan tanah di kawasan itu pun harus gigit jari.
"Kita postponed (tunda) stasiun kereta cepat untuk Walini," ungkapnya dalam kunjungan ke kantor Trans Media, Detik Network, Jakarta Senin (18/10/2021).
Dwiyana mengakui jika spekulan di kawasan ini sudah sangat masif. Hal tersebut dia sampaikan di dalam kesempatan yang sama.
Di laman OLX misalnya penjual menawarkan banyak tanah kavling di sekitar kawasan Walini. Lokasinya di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
"Dijual kavling Rp 2.200.000 per meter Dekat Terminal KCJB Walini, LD mulai 8 meter: Free Bea BPHTB," jelas penjual.
Pada laman yang sama, penjual kavling menawarkan harga tanah Rp 1.700.000 per meter. Lagi-lagi ada embel-embel Dekat Terminal KCJB Walini.
Ini Penyebab Ditundanya Pembangunan Stasiun KA Cepat Walini
Penundaan pembangunan stasiun KA Cepat Walini karena ada potensi pembengkakan biaya. Dwiyana mengemukakan Stasiun Walini memang belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan.
Keputusan tersebut mempertimbangkan aspek komersial. Selain itu menurutnya KCIC juga saat ini sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
"Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," kata Dwiyana dikutip keterangan resmi, Jumat (22/10/2021).
Dia menekankan meski saat ini terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya.
Pada fase 1 akan ada empat stasiun yang digunakan untuk melayani penumpang Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Yakni Stasiun Tegalluar, Padalarang, Karawang, dan Halim.
Lebih lanjut dia menjelaskan pelayanan KCJB akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, untuk memudahkan penumpang.
Salah satu bentuk integrasi yang dihadirkan adalah dijadikannya Stasiun Padalarang sebagai stasiun hub yang bersisian dengan jalur eksisting KAI di Padalarang.
"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI " katanya.
Penambahan Stasiun Hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Salah satunya adalah demografi, komersial dan infrastruktur di area Padalarang yang memadai, dan untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian Barat.
"Stasiun KCJB akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan Kereta Cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konektivitas menuju stasiun Cimahi dan Bandung," jelasnya.
(roy/roy)