Corona Bangkit dari Kubur, China Kembali Tes Massal Covid-19

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
22 October 2021 18:40
In this photo released by China's Xinhua News Agency, people get COVID-19 vaccinations at a vaccination site at a sports arena in Nanjing in eastern China's Jiangsu Province, Monday, Aug. 2, 2021. Chinese authorities announced Tuesday mass coronavirus testing in Wuhan as an unusually wide series of COVID-19 outbreaks reached the city where the disease was first detected in late 2019. Most of the local cases are still in Jiangsu province, where an outbreak started at the airport in Nanjing, the provincial capital, and has spread to the city of Yangzhou. (Li Bo/Xinhua via AP)
Foto: AP/Li Bo

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang infeksi Covid-19 mulai kembali muncul di China. Infeksi terbaru ini diyakini terkait dengan sekelompok wisatawan asal Shanghai yang pergi ke beberapa wilayah Provinsi Gansu dan Mongolia Dalam dan menyebar ke beberapa provinsi lain.

Ibukota China, Beijing, merupakan salah satu tempat ditemukannya penyebaran tersebut. Pejabat di distrik Changping, barat laut Beijing, telah meningkatkan pelacakan kontak dan memperketat protokol keselamatan Covid dengan mengadakan tes terhadap 35 ribu orang warganya.

Di Xi'an, ibukota Gansu, dan Lanzhou, pemerintah daerah setempat telah meluncurkan pengujian massal dan menutup tempat-tempat indah dan lokasi wisata, sekolah dan tempat hiburan di daerah yang terkena dampak. Selain itu, sekitar 60% penerbangan ke dua bandara utama di Xi'an dan Lanzhou telah dibatalkan.

"Beberapa daerah termasuk Lanzhou, kota berpenduduk sekitar empat juta orang di barat laut China, telah mengatakan kepada penduduk untuk tidak pergi kecuali diperlukan," ujar laporan AFP dikutip Jumat (22/10/2021).

Di wilayah Mongolia Dalam, pemerintah kota Erenhot melarang perjalanan masuk dan keluar kota dan memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah. Hal ini membuat pelabuhan darat Ceke, yang merupakan pintu masuk batu bara asal Mongolia, harus ditutup sementara. Hal ini menambah kekhawatiran akan makin parahnya krisis energi yang saat ini juga dialami Negeri Tirai Bambu.

Meski begitu, otoritas China dan Mongolia mengatakan bahwa pasokan batu bara tidak akan menurun akibat hal ini. Pasalnya beberapa lokasi pengangkutan lainnya tetap dibuka dan Ulaanbaatar berjanji untuk meningkatkan pasokan batu bara ke China hingga 50%.

"Pengaturan sedang dibuat oleh kedua belah pihak untuk meningkatkan ekspor batubara tahunan Mongolia ke China sebanyak 50% dari 32 juta ton saat ini," pungkas Duta Besar Mongolia untuk China Tuvshin Badral kepada media pemerintah Global Times.

China mencatat 28 kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal pada hari Kamis (21/10/2021). Dengan tambahan ini, negara terbesar di Asia itu mencatatkan 96.665 kasus infeksi yang diiringi dengan 4.636 kematian sejak wabah itu pertama kali muncul di Kota Wuhan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Maroko Resmi Tolak Masuk Pelacong Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular