Orang Masih Fokus Bertahan Hidup, Bisnis Perhiasan Tiarap!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 October 2021 16:30
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan perhiasan belum mengalami peningkatan di tengah perekonomian Indonesia sedang menuju pada pemulihan. Efek pandemi memang masih memukul perekonomian masyarakat, sehingga kebutuhan produk mewah masih belum prioritas.

Sekretaris Jenderal Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husein menjelaskan sampai saat ini penjualan masih belum menanjak naik.

"Rata-rata masih berkisar di 50% - 60% dari keadaan normal, diharapkan penurunan level PPKM penjualan akan terus membaik," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/10/2021).

Intensitas perdagangan perhiasan masih menurun, karena beberapa bulan lalu terjadi pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan hingga toko. Sehingga transaksi perdagangan juga makin minim.

Meski belum ada transaksi yang drastis, Iskandar mengatakan pembelian perhiasan saat ini mulai terlihat dari orang yang bertujuan untuk melangsungkan pernikahan dan investasi. Belum lagi melihat harga emas yang saat ini terpantau sudah menurun.

Sementara Pemilik Toko Cikini Suki Jewellery, Suki mengatakan transaksi perdagangan perhiasan mulai tumbuh, terlihat dari transaksi harian yang meningkat.

"Sekarang kan harga emas turun sekitar Rp 820 per gram, pasar mulai bergairah. Ibaratnya menuju harga normal sebelum pandemi," jelasnya.

Kondisi ini lebih baik dari masa pengetatan mobilitas lalu oleh pemerintah. Seperti diketahui saat PPKM Darurat pemerintah menutup operasi pusat perbelanjaan dan toko yang tidak esensial.

"Arahnya sudah pada pemulihan, meski toko emas beda-beda tergantung lokasi kalau ramai per hari bisa lima transaksi, khususnya Sabtu dan minggu biasanya ramai. Kalau toko sedang tidak ramai ya hanya satu transaksi bahkan bisa nol," katanya.

Suki menjelaskan pada masa pandemi memang ada saja yang orang yang menjual karena alasan butuh uang. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak.

"Kalau sejak pandemi penjualan ada aja. Namun karena posisi toko saya di pusat atau di Cikini didatangi masyarakat yang memang mampu jadi lebih banyak yang beli saat-saat ini," Jelasnya.

"Beda dengan masyarakat misal toko emas di kampung mereka saat punya uang memang beli emas untuk menabung, lalu di jual saat butuh uang. Jadi lebih banyak disana," lanjutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Fenomena Lagi Pandemi Perhiasan Laris Manis, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular