Ada Fenomena Lagi Pandemi Perhiasan Laris Manis, Kenapa?

News - Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
28 January 2022 07:00
Goldsmiths arrange products in a gold and jewellery store in Istanbul, Turkey, June 14, 2018. REUTERS/Huseyin Aldemir Foto: REUTERS/Huseyin Aldemir

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi atau pun efek The Fed yang turut menggoyang harga emas, tidak berdampak pada pasar perhiasan emas. Terbukti, eksor perhiasan emas Indonesia masih mampu cetak pertumbuhan.

Komisaris PT Karya Utamaputra Mandiri, Yanto Widjaya mengatakan, kualitas dan desain menjadikan produk perhiasan emas Indonesia masih bisa melenggang di pasar ekspor.

Perusahaan berbasis di Bandung ini mampu mengirimkan 100 kg perhiasan emas setiap bulannya ke Amerika Serikat hingga Timur Tengah. Dalam bentuk kalung dan anting.

"Pasar ekspor masih lebih baik karena permintaan di pasar Amerika Serikat banyak. Apalagi perhiasan emas Indonesia diakui kualitasnya," kata Yanto kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/1/2022).

Meski harga bahan bakunya, emas, berfluktuasi bahkan sempat cetak rekor kenaikan saat pandemi, tidak menciutkan pasar perhiasan emas.

"Fluktuasi harga emas tidak berpengaruh banyak. Toh masih plus minus 10%. Dan, dalam perdagangan perhiasan emas itu yang menentukan adalah making charge. Dan ongkos pembuatan ini ditentukan kualitasnya," jelas Yanto.

[Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
[Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)


Dia menambahkan, selain Karya Utamaputra Mandiri, setidaknya masih ada 5-6 perusahaan perhiasan emas RI yang mampu bersaing di pasar ekspor.

"Kita itu lama belajar perhiasan dari Italia. Sejak tahun 80-an. Perusahaan saya berdiri di tahun 2004 dan berubah badan hukum jadi PT di tahun 2011 agar bisa ekspor. Perhiasan emas ini bukan industri yang mudah, butuh pengalaman panjang. Makanya, nggak banyak," katanya.

Perhiasan emas dijual dalam berbagai kategori, berdasarkan tingkat kemurnian (purity). Mulai dari 14 karat, 18 karat, dan 21 karat dengan purity bervariasi, minimal 58,5 persen. Tingkat kemurnian ini menentukan desain perhiasan.

"Biasanya pasar AS itu prefer plain gold chain (kalung polos) dan lebih ke 14 dan 18 karat. Kalau Mid-east (Timur Tengah) ada 18 karat tapi juga 21 karat. Karena dari Mid-east ada juga dipasarkan lagi ke Afrika dan sekitarnya. Purity ini menentukan desainnya. Dan kualitas kami sudah terbukti diminati. Ini menyangkut juga tingkat kehalusan desain," kata Yanto.

Terkait pembayaran, Yanto mengungkapkan, transaksi perdagangan perhiasan emas memiliki cara yang unik.

"Pembayaran dilakukan dengan dolar AS, ada komitmen fixing deal. Juga, bisa dengan emas bahan baku. Karena sebenarnya yang dibayar ke kita itu kan making charge-nya. Jadi, pembeli membayar kita dengan emas murni lagi," kata Yanto.

Pembayaran dengan emas murni diakui lebih nyaman bagi perusahaan pembuat perhiasan.

"Karena di Indonesia tidak ada bank bullion (bank menjual emas murni dalam bentuk fisik). Juga, kalau kita dibayar dengan emas murni, fluktuasi harga bahan bakunya tidak berdampak ke kita," katanya.

Kini, Karya Utamaputra Mandiri tengah menjajaki peluang ekspor ke Eropa.

"Setiap bulan kita ekspor 100 kg, dimana 20 kg diantaranya ke AS. Kompetitor kita itu dari Turki. Ya, ada low season ada high season. Biasanya high itu jelang Natal. Tahun ini kami targetkan pertumbuhan 10% dan mau menjajaki Eropa," kata Yanto.

Yanto mengaku, tidak ada kendala dalam ekspor perhiasan emas.

"Kita cuma berharap kalau ada bank emas di sini akan lebih nyaman buat kita. Jadi, bisa beli fisik. Meski, dengan sistem buyer bayar kita dengan emas juga masih lebih aman dibandingkan dengan dolar AS. Dengan bank bullion, ada mekanisme fixing price saat kontrak," ujarnya.

Permintaan AS Naik

Sementara itu, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan, ekspor perhiasan emas pada 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020.

"Ekspor tahun 2021 naik sebesar 77% dari US$1.4 miliar menjadi US$2,5 miliar. Tapi, juga disertai lonjakan impor hingga 96% dari US$21 juta tahun 2020 jadi US$41 juta di 2021," kata Reni kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/1/2022).

Mengutip data trademap 2020, ujarnya, pasar ekspor terbesar produk perhiasan emas RI (meliputi HS 7113, 7114, 7115) adalah China (11%), Swiss (10,6%), India (9,9%), Hong Kong (8,3%), dan AS (8,1%).

Sementara negara kompetitor eksportir perhiasan diantaranya China, Swiss, India, Hongkong, AS, Italia, Perancis, Uni Emirat Arab, Turki, Inggris, Thailand, Vietnam, Jerman, dan Singapura.

Dia menambahkan, jumlah eksportir perhiasan dalam negeri berdasarkan data APPI terdapat sekitar 10 perusahaan. Salah satunya, Karya Utamaputra Mandiri yang mengekspor ke AS, Uni Emirat Arab, dan Italia.

"Pertumbuhan ekspor perhiasan emas di kala pandemi diantaranya karena meningkatnya orderan perhiasan emas dari Amerika.
Karena pemerintah Amerika memberikan banyak stimulus ke warganya, warganya menggunakan uang untuk konsumsi barang, salah satunya perhiasan emas," kata Reni.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Emas Berjatuhan! Beli Lagi Murah, Jualnya Bikin Nyesek


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading