Internasional

Fakta-fakta Mutasi Baru Varian Delta, Lebih Berbahaya?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 October 2021 09:57
INFOGRAFIS, Mengenal Virus Corona dan Cara Mencegahnya
Foto: Infografis/Mengenal Virus Corona dan Cara Mencegahnya/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Mutasi baru virus corona kembali ditemukan. Kali ini, mutasi itu terkait Varian Delta, yang kini masih menjadi momok sebagian negara dunia karena penyebarannya yang cepat.

Mutasi itu adalah varian Delta Plus alias AY.4.2. Lalu apa saja fakta-fakta mengenai varian itu?

Berikut rangkumannya mengutip CNBC International:

1. Asal muasal AY.4.2.

Varian Delta versi original pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 lalu dengan nama resmi B.1617.2. Varian ini terus bermutasi hingga disebut sebagai varian 'Delta Plus' yang kini disebut juga AY.4.2.

Di Inggris, varian ini ditemukan September lalu. Negeri itu yang sebelumnya mengalami banyak kasus Covid-19 varian Alpha, kini mengalami banyak kasus varian Delta.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengeluarkan laporan yang mengatakan sublineage Delta yang baru disebut AY.4.2 tercatat berkembang di Inggris.Badan tersebut mengatakan ada mutasi pada protein lonjakan (A222V dan Y145H) yang digunakan virus corona untuk memasuki sel manusia.

"Sublineage ini saat ini meningkat frekwensinya," kata badan itu.

2. Apakah Lebih Mudah Menular?

Mengutip BBC, AY.4.2 memang belum dikategorikan sebagai variant of concern (VoC) maupun varian under investigation. Namun, varian ini dikhawatirkan lebih menular karena sudah menyumbang 6% kasus di Inggris.

Berkaca dari Negeri Ratu Elizabeth, negeri itu kini mengalami lonjakan kasus signifikan. Bahkan kemarin ada 50.000 kasus yang ditemukan, mendekati rekor 17 Juli 2021.

Subtipe Delta dilaporkan 10-15% lebih mudah menular daripada varian delta standar. Tetapi para ahli mengatakan terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah itu telah menyebabkan lonjakan kasus di Inggris.

Halaman 2>>

3. Bisa Menggantikan Delta?

Llau apakah ia bisa menggantikan "kehebohan" yang ditimbulkan Delta? Kepala Grup Vaksin Oxford, Andrew Pollard, yang membantu mengembangkan vaksin Universitas AstraZeneca-Oxford, mengatakan bahwa AY.4.2 tidak akan mengubah gambaran dan pola penyebaran Covid.

"Penemuan varian baru tentu saja penting untuk dipantau, tetapi itu tidak menunjukkan bahwa varian baru akan menjadi yang berikutnya menggantikan Delta," kata Pollard.

"Bahkan jika itu terjadi, Delta sangat bagus dalam menularkan pada populasi yang divaksinasi dan yang baru mungkin sedikit lebih baik tetapi tidak mungkin mengubah gambaran secara dramatis dari tempat kita sekarang ini."

Sementara itu, profesor imunologi di Imperial College London, Danny Altmann, mengatakan bahwa subtipe ini perlu dipantau. Ia mengingatkan AY.4.2 harus dikontrol dengan hati-hati.

"Karena Delta sekarang telah menjadi mutan dominan di beberapa wilayah selama sekitar enam bulan dan tidak digantikan oleh varian lain, harapannya adalah Delta mungkin mewakili kinerja mutasi puncak yang dapat dicapai oleh virus. AY.4.2 mungkin mulai meragukan pernyataan ini," ujarnya..

4. Negara yang Terjangkit

Selain Inggris, sebenarnya sejumlah negara Eropa telah mengonfirmasi varian ini. Terbaru, Israel dan Rusia juga mengatakan tersengat AY.4.2.

"Varian AY 4.2 yang telah ditemukan di sejumlah negara di Eropa telah diidentifikasi di Israel," kata pernyataan kementerian kesehatan Israel Selasa (19/10/2021) malam.

Laporan AFP mengatakan kasus ini ditemukan pada seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang baru tiba dari Eropa. Kementerian menambahkan kasus itu diidentifikasi di bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Bocah itu dikarantina dan tidak ada kontak lebih lanjut yang ditemukan.

Perdana Menteri Naftali Bennett mengumumkan Israel akan mengambil tindakan "untuk mempertahankan hasil positif dari perang melawan virus". Ini ia tegaskan dalam pertemuan darurat dengan pejabat kementerian kesehatan, Rabu (20/10/2021).

Sementara Rusia mengonfirmasi kemarin. Kantor berita RIA, melaporkan pengawas senior negeri itu bahkan meramalkan AY.4.2 akan menyebar luas.

Ini juga dikatakan dapat menyebabkan lonjakan kasus infeksi di Rusia, yang saat ini memang sudah mencapai rekor tertinggi. Dia juga mengatakan varian baru ini bisa menggantikan Delta pada akhirnya, meski prosesnya cenderung lambat.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular