
Mutasi Baru Varian Delta Mulai Ngamuk, Ini Fakta-Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menemukan sebuah mutasi Covid-19 Varian Delta. Mutasi itu dilabeli sebagai Delta Plus atau AY.4.2.
Kantor berita RIA, melaporkan peneliti senior pengawas konsumen negara Kamil Khafizov bahkan menyebut ada kemungkinan varian AY.4.2 akan menyebar luas. Sebelumnya, varian ini juga diyakini lebih menular dibandingkan virus corona varian Delta biasa.
Ini juga dikatakan dapat menyebabkan lonjakan kasus infeksi di Rusia, yang saat ini memang sudah mencapai rekor tertinggi. Dia juga mengatakan varian baru ini bisa menggantikan Delta pada akhirnya, meski prosesnya cenderung lambat.
Lalu apa saja fakta-fakta mengenai varian itu, berikut rangkumannya mengutip CNBC International:
1. Asal muasal AY.4.2.
Varian ini sebenarnya telah tercium pertama kali di Inggris. Ini terlihat dari Varian Alpha yang kemudian menyebar secara global sebelum direbut oleh Varian Delta yang lebih menular di India.
"Sublineage delta yang baru ditunjuk sebagai AY.4.2 tercatat berkembang di Inggris," ujar Badan Keamanan Kesehatan Inggris.
2. Pantauan para ahli.
AY.4.2 sedang diidentifikasi dalam peningkatan jumlah kasus Covid di Inggris. Saat ini ilmuwan melihat bahwa varian itu sedang berkembang dan berpotensi untuk penularan lanjutan.
"Sublineage ini saat ini meningkat frekuensinya," kata Badan Inggris itu pada pekan lalu.
Andrew Pollard, kepala Grup Vaksin Oxford, yang membantu mengembangkan vaksin Universitas AstraZeneca-Oxford, mengatakan bahwa AY.4.2 tidak akan mengubah gambaran dan pola penyebaran Covid.
"Penemuan varian baru tentu saja penting untuk dipantau, tetapi itu tidak menunjukkan bahwa varian baru akan menjadi yang berikutnya menggantikan delta," kata Pollard.
"Bahkan jika itu terjadi, Delta sangat bagus dalam menularkan pada populasi yang divaksinasi dan yang baru mungkin sedikit lebih baik tetapi tidak mungkin mengubah gambaran secara dramatis dari tempat kita sekarang ini."
Sementara itu, profesor imunologi di Imperial College London, Danny Altmann, mengatakan bahwa subtipe ini perlu dipantau dan, sejauh mungkin, dikontrol dengan hati-hati.
"Karena Delta sekarang telah menjadi mutan dominan di beberapa wilayah selama sekitar enam bulan dan tidak digantikan oleh varian lain, harapannya adalah Delta mungkin mewakili kinerja mutasi puncak yang dapat dicapai oleh virus. AY.4.2 mungkin mulai meragukan pernyataan ini," ujarnya..
3. Perkembangan sejauh ini.
Pejabat kesehatan menghimbau agar masyarakat tetap tenang dengan perkembangan varian ini. Juru bicara resmi Perdana Menteri (PM) Inggris menyerukan ketenangan publik hari Selasa (19/10/2021) dengan mengatakan AY.4.2 belum menunjukkan tanda-tanda berbahaya seperti yang dibayangkan dengan gambaran Varian Delta.
"Tidak ada bukti untuk itu, tetapi seperti yang Anda harapkan, kami memantaunya dengan cermat dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan jika perlu," tambahnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Ini Fakta-fakta WHO soal Varian Baru Covid-19 Lambda