Internasional

Fakta Ancaman 'Kiamat Babi' di Amerika, Inggris Juga Kena?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 October 2021 08:40
Peternak babi di Amerika Serikat. (REUTERS/PHIL NOBLE)
Foto: Peternak babi di Amerika Serikat. (REUTERS/PHIL NOBLE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kini mendapat masalah baru. Bukan soal Covid-19 atau potensi resesi tapi terkait 'kiamat daging babi'.

Pasokan daging babi di negara itu terancam langka. Kenaikan harga daging babi terjadi dan diprediksi akan semakin melonjak.

"Beberapa percaya rantai pasokan daging babi sedang tertatih-tatih di tepi ancaman besar," kutip CNN International dari sejumlah pengamat.

"'Krisis Bacon Terbesar di California' bisa berarti akhir dari bacon yang membawa 'Kiamat Daging Babi' atau membuat sarapan pokok menghilang dari meja orang-orang California," tulis media AS itu lagi.

Daging babi sebenarnya sudah terganggu akibat rantai pasokan dan inflasi yang dipicu pandemic. Namun UU baru yang dibuat di California, negara bagian pengonsumsi babi terbesar di AS diyakini menambah masalah.

UU Khusus Induk Babi

Negara bagian itu menerbitkan UU terkait standar khusus untuk induk babi. Babi-babi yang hamil harus diberi ruang yang memadai, setidaknya 24 kaki persegi dalam kandangnya.

Sebelumnya induk babi yang hamil hanya ditempatkan dalam kandang berukuran 7 kali 2 kaki. Kandang ini dapat memberi ruang untuk induk babi itu makan, berdiri, duduk, dan berbaring.

Namun babi tidak memiliki ruang untuk berjalan, bergerak bebas, bersosialisasi, dan berbalik. Ini dianggap kejam.

"Beberapa produsen daging babi tidak akan membiarkan induk babi berbalik," kata Wakil Presiden Perlindungan Hewan Ternak untuk Masyarakat Manusiawi AS, Josh Balk.

"Semuanya kembali ke titik itu dan terus terang, orang Amerika berpikir itu cara biadab untuk memperlakukan mereka."

Negara bagian itu menerbitkan UU terkait standar khusus untuk induk babi. Babi-babi yang hamil harus diberi ruang yang memadai, setidaknya 24 kaki persegi dalam kandangnya.

Sebelumnya induk babi yang hamil hanya ditempatkan dalam kandang berukuran 7 kali 2 kaki. Kandang ini dapat memberi ruang untuk induk babi itu makan, berdiri, duduk, dan berbaring.

Namun babi tidak memiliki ruang untuk berjalan, bergerak bebas, bersosialisasi, dan berbalik. Ini dianggap kejam.

"Beberapa produsen daging babi tidak akan membiarkan induk babi berbalik," kata Wakil Presiden Perlindungan Hewan Ternak untuk Masyarakat Manusiawi AS, Josh Balk, dikutip dari CNN International.

"Semuanya kembali ke titik itu dan terus terang, orang Amerika berpikir itu cara biadab untuk memperlakukan mereka."

Halaman 2>>

Senada dengan AS, Inggris juga sempat dikabarkan mengalami krisis babi. Namun ini akibat kekurangan tukang jagal.

Mengutip Reuters pekan lalu, Asosiasi Babi Nasional Inggris mengatakan bahwa kombinasi Brexit dan Covid-19 telah memicu eksodus para pekerja asing dari Eropa Timur, termasuk tukang potong babi. Hal ini telah membuat penumpukan sekitar 120 ribu ekor babi di peternakan yang menunggu untuk disembelih.

Akibat kejadian ini, pemerintah Inggris pun mengambil langkah baru. Downing Street dilaporkan memerintahkan agar imigrasi menawarkan visa darurat enam bulan kepada 800 tukang jagal yang merupakan imigran.

"Apa yang akan kami lakukan adalah mengizinkan tukang jagal di rumah potong hewan dan pengolah daging yang berurusan dengan babi, untuk dapat masuk sementara di bawah skema Pekerja Musiman hingga enam bulan," kata Sekretaris Lingkungan George Eustice kepada wartawan.

"Itu akan membantu kami mengatasi tumpukan babi yang saat ini kami miliki di peternakan untuk memberi para pemotong itu kemampuan untuk menyembelih lebih banyak babi."

Hal ini pun disambut baik oleh peternak. Wakil Presiden Serikat Petani Nasional Tom Bradshaw mengatakan kepada Times Radio bahwa visa tersebut adalah "langkah ke arah yang benar".

"Yang penting adalah seberapa cepat kita bisa membawa tukang daging itu ke sini?," katanya.

"Kami hanya membutuhkan mereka di sini sesegera mungkin."

Kurangnya tukang daging hanyalah salah satu dari sejumlah masalah di mana Inggris menghadapi kekurangan tenaga kerja yang akut. Sebelumnya London mengumumkan rencana untuk mengeluarkan visa sementara untuk 5.000 pengemudi truk asing dan 5.500 peternak unggas.

Defisit pekerja ini pun terjadi akibat peraturan imigrasi yang timbul pasca Brexit dan pandemi Covid-19. Hal ini membuat banyak imigran yang bekerja di Inggris harus segera kembali ke negaranya.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular