
Ekspor Gas ke Singapura Naik, RI Bakal Kekurangan Gas Pipa

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura kini juga terancam mengalami krisis energi. Sejumlah perusahaan pengecer listrik Negeri Singa ini mulai bertumbangan. Setidaknya, tiga perusahaan mengaku akan keluar dari bisnis listrik di Singapura.
Terbaru, Ohm Energy dan iSwitch akan menghentikan operasi mereka. Keduanya akan mengembalikan rekening pengguna ke SP group, perusahaan listrik milik negara di Singapura.
Tak ayal, kondisi ini akan mengancam Singapura menjadi gelap gulita.
Sejumlah faktor menjadi penyebab ancaman krisis energi Singapura ini. Selain permintaan energi yang meningkat di tengah pemulihan global akibat pandemi Covid-19, pasokan gas terbatas dan harga gas pun meroket. Adapun salah satu pemasok energi utama untuk Singapura adalah Indonesia.
Adanya gangguan impor gas dari pipa gas West Natuna RI dan rendahnya pasokan gas dari Sumatera Selatan disebut menjadi salah satu faktor penyebab krisis energi Singapura ini.
"Ada juga pembatasan gas alam perpipaan dari West Natuna (RI) dan rendahnya gas yang dipasok dari Sumsel," kata Otoritas Energi Singapura EMA, dikutip dari Channel News Asia, pada akhir pekan lalu.
Lantas, apakah ancaman Singapura bisa menjadi gelap gulita itu akan terjadi?
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan, kebutuhan ekspor gas pipa dari RI ke Singapura hingga akhir tahun ini diperkirakan akan meningkat dibandingkan rata-rata hingga akhir September 2021 lalu.
SKK Migas mencatat, realisasi kebutuhan gas pipa ekspor sampai dengan September 2021 rata-rata 737,2 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan, pada Oktober sampai Desember 2021 diproyeksikan kebutuhan ekspor gas pipa ke Singapura akan naik menjadi 850 BBTUD. Dengan demikian, perkiraan kebutuhan gas pipa yang diekspor ke Singapura pada 2021 ini akan naik menjadi 765 BBTUD.
"Pemanfaatan gas bumi yang melalui pipa kita tahu sebagian gas kita ada yang kita ekspor. Sampai September 2021 antara kebutuhan dan pasokan masih balance, tapi di Oktober-Desember 2021 diperkirakan ada selisih (defisit gas)," paparnya dalam konferensi pers, Selasa (19/10/2021).
Arief mengatakan, rata-rata pasokan gas ke Singapura saat ini masih sesuai dengan kesepakatan kontrak yang ada antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Indonesia, baik di Sumatera maupun Natuna, dan pembeli Singapura.
Dia menyebut, rata-rata pasokan gas pipa nasional hingga September 2021 mencapai 3.789,77 BBTUD. Namun sampai akhir Desember diperkirakan pasokan gas tidak akan meningkat tajam. Pada Oktober 2021, pasokan gas diperkirakan mencapai 3.880,1 BBTUD, November 3.946,4 BBTUD, dan Desember 3.946,4 BBTUD.
Dengan demikian, rata-rata pasokan gas pipa selama tahun 2021 ini diperkirakan mencapai 3.890,94 BBTUD.
"Perkiraan kebutuhan pembeli ekspor adalah berdasarkan angka MDQ (Maximum Daily Quantity) dikarenakan pembeli dapat melakukan nominasi hingga MDQ," ujarnya.
Dia mengatakan, hingga September 2021 tidak ada selisih kekurangan gas antara pasokan dan penjualan gas, baik ekspor maupun domestik, karena itu merupakan angka rata-rata realisasi penyerapan gas bumi dan tidak dibandingkan dengan kebutuhan gas bumi.
Namun bila kebutuhan ekspor gas ke Singapura tersebut meningkat hingga akhir tahun, maka diperkirakan memang ada defisit pasokan gas hingga 232,59 BBTUD. Namun demikian, pihaknya akan berupaya agar kontrak gas bisa dipenuhi.
"SKK Migas bersama KKKS akan terus berusaha menjaga tingkat produksi gas dan memenuhi kebutuhan gas bumi sesuai kontrak," ucapnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data BP Statistical Review 2021, konsumsi gas alam Singapura pada 2020 sekitar 1,22 miliar kaki kubik per hari (BCFD), naik tipis dari 2019 sekitar 1,21 BCFD.
Bila ekspor gas RI ke Singapura ini mencapai rata-rata 737,2 BBTUD, maka artinya sekitar 60% pasokan gas Singapura dipasok dari RI.
Berikut kontrak ekspor gas RI ke Singapura, berdasarkan data SKK Migas pada 2020:
1. Kontrak Ekspor Gas Pipa ke GSPL Singapura
2. Kontrak Ekspor Gas Pipa ke SembGas dari West Natuna Sea.
3. Kontrak Ekspor Gas Pipa ke SembGas dari Premier Oil.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kontrak Ekspor Gas RI ke Singapura, Jadi Sebab Krisis?
