Mobil Listrik RI: Sejak Zaman SBY sampai Kini Masih 'Selow'
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan mobil listrik di Indonesia bukan baru-baru ini saja dikerjakan. Namun sudah sejak era presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sayangnya pengembangan mobil listrik di Indonesia jalan ditempat.
Founder Lentera Bumi Nusantara Ricky Elson dalam webinar, kemarin Rabu, (13/10/2021) mengatakan dia sudah mengenal kendaraan listrik di Indonesia sejak tahun 2012.
Kala itu menurutnya sudah disimpulkan bersama dengan rektor di seluruh Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan sebelas menteri lainnya bahwa kelahiran kendaraan listrik di RI adalah keharusan.
"Sepakat bahwa kelahiran kendaraan listrik di Indonesia keharusan. Namun kenyataannya belum ada," ungkapnya.
Dia mengenang pada tahun 2012 kala itu mendapatkan tantangan dari Presiden SBY untuk membuat mesin mobil listrik. Kala itu Ricky diberikan deadline 3 bulan untuk membuat mesin tersebut.
Ricky menerima tantangan tersebut dan dikerjasamakan dengan PT Pindad. Akan tetapi sampai saat ini dia mengaku tidak tahu bagaimana nasib proyek tersebut, apakah riset mengenai mesin mobil listrik ini diteruskan atau tidak.
"Saya tidak tahu kelanjutan mesin mobil listrik di Pindad, apakah risetnya diteruskan apa tidak? Apakah dibagikan ke semua universitas di Indonesia, saya rasa juga berhenti begitu saja," sesalnya.
Saat ini dia mengembangkan mobil listrik melalui yayasan Lentera Bumi Nusantara. Dalam mengembangkan kendaraan listrik selama ini yang dibahas adalah strategi, namun pendampingan ke anak-anak muda tidak diberikan.
"Penting kita dampingi, banyak bicara strategi tapi gak pernah dampingi anak-anak kita. Praktis yang paling dibutuhkan anak-anak muda adalah pendampingan," jelasnya.
Dia mencontohkan peralatan seperti laser cutting mestinya mestinya sudah tersedia di ITB, ITS, atau BPPT. Namun sampai saat ini belum ada, padahal jika tersedia menurutnya dalam sehari bisa bikin 10-20 prototipe.
"Gapapa investasi Rp 40-50 miliar buat alat ini. Sayang sekali sejak 2012 dicanangkan mana mesin mobil listrik Indonesia, gak ada," tegasnya.
(dru)