Jokowi Bangga Smelter Terbesar Dunia & 'So What' Faisal Basri

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
13 October 2021 11:22
Presiden Joko Widodo Saat Groundbreaking Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik, 12 Oktober 2021.
Foto: Presiden Joko Widodo Saat Groundbreaking Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik, 12 Oktober 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak kuasa mengungkapkan rasa bangganya saat akhirnya Indonesia mampu membangun smelter tembaga terbesar di dunia.

Hal ini diungkapkannya saat menyaksikan groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, kemarin, Selasa (12/10/2021).

"Kita mendapatkan laporan bahwa smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line, terbesar di dunia," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada acara groundbreaking tersebut.

Setelah pembangunan rampung, smelter ini dapat mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga menjadi 600 ribu ton katoda tembaga. Jokowi mengaku tak bisa membayangkan saat pabrik ini rampung.

"Bayangkan 1,7 juta ton. Kalau dinaikkan truk, yang kecil itu, biasanya bisa angkut 3-4 ton. Jadi berapa truk yang akan berjejer di sini? Kalau tiga ton satu truk kecil, berarti ada 600 ribu truk berjejer di sini. Ini gede sekali,"

Jokowi berharap, kehadiran pabrik smelter Freeport dapat menjadi daya industri lain untuk masuk ke dalam KEK Gresik, khususnya industri tembaga dan turunannya.

"Pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh, dan menjaga iklim investasi makin baik," tegasnya.

Proyek smelter baru ini disebut membutuhkan investasi hingga Rp 42 triliun dan ditargetkan bisa tuntas pada 2023-2024 mendatang.

Reaksi sebaliknya datang dari Ekonom Senior Faisal Basri. Dia menilai, punya smelter terbesar di dunia tidak perlu terlalu dibanggakan, kecuali memang mendulang banyak manfaat dan keuntungan buat negara dan rakyat Indonesia.

"Pak Jokowi hari ini bilang Indonesia akan memiliki pabrik smelter tembaga di Gresik terbesar di dunia, so what? Kalau terbesar mau apa? Manfaat buat negeri gak?," kata Faisal dalam "CORE Media Discussion Waspada Kerugian Negara dalam Investasi Pertambangan", Selasa (12/10/2021).

Faisal menyebut, apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo hari ini sama persis dengan yang pernah disampaikan dalam sarasehan 100 ekonom di CNBC Indonesia beberapa waktu lalu. Jokowi menurutnya membanggakan pertumbuhan ekspor besi dan baja yang naik 95% pada tahun ini.

"Sampai Agustus, dari US$ 6 miliar jadi US$ 12 miliar, hampir 100% ini dahsyat ini, dahsyat sekali, pertumbuhan 95% dan share jadi no. 3 setelah CPO dan batu bara," ujarnya menuturkan ulang apa yang pernah disampaikan Jokowi tersebut.

Namun demikian, menurutnya yang mengalami peningkatan tajam ini adalah iron (besi) and steel (baja) (HS 72). Menurutnya, besi dan baja ini bermacam-macam, ada yang tidak memiliki nilai sampai yang memiliki nilai tinggi.

"Tapi iron and steel ini macam-macam, ada no value sampai very high value," lanjutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebagian besar komoditas iron and steel (HS 72) ini diekspor ke China untuk mendukung industrialisasi di sana.

"Sebagian besar ekspor komoditas 72 iron and steel ke China dukung industrialisasi di China," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Kita Punya Tambang, Tapi yang Nikmatin Spanyol-Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular