40 Tahun Negara Lain Nikmati Ribuan Triliun Tambang RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini menyaksikan groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam laporannya kepada Jokowi mengatakan, fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga tersebut bisa meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian RI secara berlipat ganda.
"Hari ini bersejarah, karena seluruhnya akan diproduksi di Gresik," kata Airlangga saat memberikan sambutan acara peresmian groundbreaking smelter PT Freeport Indonesia di KEK Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/12/2021).
Airlangga menggambarkan, smelter tembaga di Gresik ini akan memiliki fasilitas hilirisasi tambahan pemurnian logam berharga (precious metal refinery) dengan nilai investasi mencapai US$ 200 juta.
Fasilitas pengolahan tersebut nantinya dapat memproduksi 35 ton sampai 54 ton emas per tahun. Sementara itu, saat ini harga emas berada di sekitar US$ 1.700 per troy ounce.
"Kalau produksi [emas] 35 ton, nilainya US$ 1,8 miliar dolar. Jika produksinya 50 ton, itu sampai US$ 2,7 miliar," jelasnya.
Sebelum adanya pembangunan smelter Freeport Gresik ini, mayoritas hasil konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia ini dinikmati oleh negara-negara lain, seperti Spanyol dan Jepang. Nilainya pun tak tanggung-tanggung, karena mencapai ribuan triliun selama 40 tahun.
"Jadi bayangkan selama 40 tahun, yang US$ 2 miliar (sekitar Rp 29 triliun per tahun) itu rata-rata dinikmati negara lain, apakah 70% ke Spanyol, maupun ke Jepang," jelasnya.
Fasilitas smelter Freeport di Gresik ini memiliki desain single line dengan kapasitas pengolahan hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan mampu memproduksi 600 ribu ton katoda tembaga per tahun. Tak ayal ini menjadikannya smelter tembaga terbesar di dunia.
"Nilai copper sekarang lagi supercycle US$ 9.400 per ton. Jadi investasi Rp 42 triliun atau US$ 3,5 miliar, revenue hanya dari copper saja itu US$ 5,4 miliar," kata Airlangga.
[Gambas:Video CNBC]
Bos Freeport Beberkan Sejumlah Tantangan Bangun Energi Hijau
(cha/cha)