Apakah Sudah Saatnya Harga BBM Kudu Naik?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 October 2021 09:52
Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah kenaikan harga minyak bisa memicu 'kerusuhan' seperti di Inggris?

Helmi Arman, Ekonom Citi, menilai harga jual BBM di Tanah Air saat ini memang semakin jauh dari harga keekonomiannya. Namun bukan berarti akan terjadi dampak yang luar biasa.

"Ketidaksesuaian harga semakin tinggi dalam hal BBM. Kami memperkirakan ketidaksesuaian harga ini mencapai masing-masing 12% dan 65% untuk BBM umum dan diesel (solar). Seiring kenaikan harga minyak dunia, angka ini bisa semakin terakumulasi.

"Akan tetapi, kami menilai kenaikan harga mungkin hanya akan terjadi untuk BBM dengan tingkat oktan tinggi. Biaya untuk menutup selisih harga BBM umum dan diesel masih terkelola. Masih ada ruang untuk memitigasi biaya ini," terang Helmi dalam risetnya yang berjudul The Commodity Boom: Will an Inflation Spike Follow?

Terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), lanjut Helmi, dampak kenaikan harga minyak bervariasi. Pendapatan negara akan naik, tetapi juga pengeluaran.

Oleh karena itu, Helmi berpendapat tahun depan mungkin sudah saatnya ada perubahan. Ruang untuk menjaga harga BBM umum dan diesel tetap murah akan lebih terbatas. Dengan kondisi ekonomi yang lebih baik pada 2022, mungkin sudah saatnya untuk melakukan konsolidasi fiskal.

"Kami memperkirakan reformasi subsidi akan terjadi pada semester II-2022, setelah konsumen bisa beradaptasi dengan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)," tulis Helmi.

Namun, menurut Helmi, bisa saja pemerintah tetap mempertahankan skema subsidi BBM yang ada sekarang. Sebab, anggaran subsidi sudah berkurang sekitar 50% dari satu dekade lalu sehingga masih ada ruang untuk diskresi.

Reformasi subsidi BBM, demikian Helmi, jika diterapkan tentu akan berdampak ke inflasi. Dia memperkirakan inflasi 2022 bisa terdorong ke 3-4%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular