Jakarta, CNBC Indonesia - Memang betul bahwa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia sudah mereda bin terkendali. Namun bukan berarti semua sudah baik-baik saja, karena masih ada risiko pandemi bakal menggila lagi.
Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 620 orang. Ini adalah kasus harian terendah sejak 4 Juni 2020 atau lebih dari setahun yang lalu.
Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 1.192 orang per hari. Turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yakni 1.543 orang setiap harinya.
Laju pertumbuhan kasus baru juga semakin melambat. Rata-rata pertumbuhan kasus dalam sepekan terakhir adalah 0,03% saban harinya berbanding 0,04% per hari selama seminggu sebelumnya.
Pencapaian ini tentu sangat melegakan hati. Apalagi Indonesia sempat mengalami periode mencekam pada Juli 2021 lalu.
Pada 15 Juli 2021, kasus harian mencapai puncaknya dengan tambahan pasien positif 56.757 orang dalam sehari. Berarti dari titik puncak itu dibandingkan kemarin, telah terjadi penurunan sebanyak 98,91%. Luar biasa...
Halaman Selanjutnya --> Luhut Wanti-wanti Libur Nataru
Namun belum saatnya kita mendeklarasikan 'kemerdekaan' dari virus corona. Virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini masih bercokol, belum mau pergi dari Tanah Air. Virus corona siap menerkam begitu kita lengah, abai terhadap protokol kesehatan.
Dalam waktu dekat, risiko itu nyata adanya. Jelang akhir tahun, biasanya terjadi peningkatan mobilitas masyarakat karena musim libur Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru). Seperti flu, virus corona akan lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia.
"Libur Nataru biasanya ada peningkatan kasus setelah ada acara keagamaan dan libur panjang. Bapak Presiden berpesan siapkan strategi untuk mengantisipasi. Tingkat vakinasi perlu dikejar di wilayah aglomerasi dan pusat pertumbuhan ekonomi. Jadi kalau terjadi gelombang berikutnya, perawatan di rumah sakit bisa ditekan," papar Luhut Binsar Landjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, yang juga Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
Luhut benar. Belajar dari pengalaman Nataru tahun lalu, terjadi peningkatan kasus pada awal tahun ini.
Pada 8 Januari 2021, untuk kali pertama kasus positif corona di Indonesia menembus 10.000 orang dalam sehari. Rata-rata kasus positif baru pada Januari 2021 adalah 10.810 orang per hari, melonjak 64,01% dari bulan sebelumnya. Ini adalah gelombang pertama serangan Covid-19 di Indonesia.
Gelombang kedua datang pada pertengahan 2021. Lagi-lagi penyebabnya adalah peningkatan mobilitas masyarakat, kali ini jelang Hari Raya Idul Fitri.
Meski pemerintah sudah melarang masyarakat untuk mudik lebaran, tetapi masih banyak yang nekat. Ditambah dengan kehadiran virus corona varian delta (yang jauh lebih mudah menular dari varian sebelumnya), kasus positif terus menanjak hingga mencapai puncaknya pada 15 Juli 2021. Ini yang membuat pemerintah terpaksa menerapkan PPKM Darurat, yang membuat aktivitas ekonomi 'mati suri'.
Halaman Selanjutnya --> Prokes Mulai Kendur Nih...
Oleh karena itu, jangan anggap enteng pesan Luhut. Jangan sampai momentum Nataru membuat kasus corona kembali melonjak seperti awal tahun ini. Walau pemerintah sudah mengendurkan PPKM, tetapi jangan sampai disiplin protokol kesehatan ikut kendur.
Nah, ini yang sepertinya perlu diingatkan lagi. Pasalnya, ada kecederungan kepatuhan protokol kesehatan mulai luntur.
Satgas Penanggulangan Covid-19 mencatat, dari 368 kabupaten/kota terdapat 201 (54,62%) yang penduduknya memiliki tingkat kepatuhan memakai masker 91-100% per 4 Oktober 2021. Turun dibandingkan posisi 27 September 2021 yang sebanyak 217 kabupaten/kota (58,81%).
 Sumber: covid19.go.id |
Soal kepatuhan mengurangi mobilitas pun mengendur. Pada 10 Oktober 2021, indeks mobilitas masyarakat dengan mengemudi mencapai 132,64. Indeks di atas 100 mencerminkan mobilitas yang di atas kondisi sebelum pandemi.
Dalam tujuh hari terakhir hingga 10 Oktober 2021, rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi adalah 133,91. Naik dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yang sebesar 129,47.
TIM RISET CNBC INDONESIA