Internasional

Gawat! Krisis Inggris Makin Ngeri, Industri Mau Bangkrut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 October 2021 12:55
Infografis: Fakta-fakta Krisis di Inggris
Foto: Infografis/Fakta-fakta Krisis di Inggris/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi diĀ Inggris kian gawat. Akibat melonjaknya harga gas, banyak produsen yang menggunakan banyak energi, seperti industri baja, kaca, keramik hingga kertas, terancam menghentikan produksi mereka.

Harga gas telah meningkat 400% tahun ini di Eropa karena stok yang rendah dan tingginya permintaan. Ini memberikan tekanan khusus pada industri padat energi di negeri Ratu Elizabeth itu.

Para pemimpin industri memperingatkan pemerintah untuk mengambil tindakan terkait hal ini. Bahkan, pembicaraan dilakukan dengan Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng akhir pekan kemarin meski belum ada solusi segera.

"Jika pemerintah tidak mengambil tindakan apa pun maka pada dasarnya apa yang akan kita lihat untuk sektor baja adalah semakin banyak jeda produksi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari. Dan, jeda tersebut akan menjadi lebih lama," kata Direktur Jenderal UK Steel Gareth Stace, kepada ITV News, dikutip Senin (11/10/2021).

Direktur Jenderal Konfederasi Industri Kertas, Andrew Large, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya pabrik kertas tidak dapat mengesampingkan penangguhan produksi karena meningkatnya biaya energi.

David Dalton dari British Glass Manufacturers Association mengatakan beberapa produsen pasti akan menghentikan produksi dalam beberapa hari ke depan. Menurutnya ini adalah realita yang harus dihadapi.

Sementara itu, Pemerintah Inggris mengatakan bertekad untuk mengamankan "masa depan yang kompetitif" bagi industri intensif energi di Inggris. Namun, beberapa anggota Partai Konservatif yang berkuasa di parlemen menilai, ingin lebih banyak melihat bantuan pemerintah ke industri ini.

Ekonomi Inggris memang terpukul karena biaya energi yang mahal. Kenaikan harga gas membuat listrik meningkat signifikan bagi konsumen.

Inggris juga kini tengah berjuang dengan krisis rantai pasokan. Kekurangan pekerja pasca-Brexit, diperburuk oleh ketegangan global pandemi Covid-19, telah melumpuhkan rantai pasokan Inggris, mulai dari bahan bakar dan daging babi hingga unggas dan air kemasan.

Ini membuat pemulihan dari pandemi terancam. Sebelumnya di kuartal II 2021, ekonomi Inggris secara year on year (yoy) tumbuh 23,6% setelah kontraksi atau tumbuh negatif di kuartal sebelumnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-fakta Krisis di Inggris, Apa Saja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular