Internasional

Covid Tetangga Dekat RI Ini Makin Ngeri, Kamar Mayat Penuh

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 October 2021 16:10
Thousands of children wave flags while performing for Britain's Prince Charles and his wife Camilla, Duchess of Cornwall, during a cultural display in Port Moresby , Papua New Guinea, Sunday, Nov. 4, 2012. The royal couple are in Papua New Guinea for three days, followed by a visit to Australia and New Zealand.  (AP Photo/Rob Griffith)
Foto: AP/Rob Griffith

Jakarta, CNBC Indonesia - Papua Nugini darurat Covid-19. Lonjakan kasus belum lama ini membebani sistem perawatan kesehatan yang memang sudah memburuk, membuat rumah sakit penuh dan kamar mayat dibanjiri korban virus SARS-CoV-2.

Sistem perawatan kesehatan Papua Nugini memang kekurangan obat-obatan, pendanaan, infrastruktur dan tenaga kesehatan. Sejak terjadinya lonjakan kasus, rumah sakit besar dipaksa mengurangi bahkan menutup layanan medis vital.

Rincian terbaru menunjukkan lonjakan hingga 600, dari 255 kasus empat minggu sebelumnya. Kematian meningkat dari dua kasus menjadi 17. Namun, jumlah ini diyakini bisa lebih besar karena tingkat pengujian yang rendah di negara itu.

Di Lae, kota terbesar kedua di negara itu, Rumah Sakit Umum Angau menerima rata-rata lima kasus baru sehari dan mencatat 19 kematian pada September saja. Satu-satunya rumah sakit umum di kota itu hanya memiliki 320 tempat tidur dan 150 tempat tidur sementara.

Otoritas kesehatan bahkan telah dipaksa untuk mengubah stadion kota menjadi rumah sakit darurat dan kamar mayat.

"Tujuh belas pasien saat ini dirawat di stadion. Manajemen rumah sakit telah memutuskan untuk mengubah bangsal TB yang resisten terhadap obat yang baru dibangun menjadi bangsal Covid karena stadion tidak diatur dengan benar," kata Dr Alex Peawi, kepala departemen darurat rumah sakit, dikutip dari Guardian.

Di Dataran Tinggi Timur, kasus Covid-19 membanjiri rumah sakit provinsi Goroka. Seorang dokter yang bekerja di sana men-tweet bahwa itu adalah "krisis yang sedang berlangsung di depan mata kita".

Pekan lalu, sejumlah tindakan diberlakukan di provinsi tersebut untuk mengelola lonjakan. Termasuk jam malam, larangan pertemuan orang banyak lebih dari 20 orang, penutupan pasar utama dan pasar sirih.

Di provinsi Dataran Tinggi Barat, wilayah terpadat di negara itu, rumah sakit umum Mount Hagen juga berada di ambang penutupan. Laporan Post Courier mengatakan ini akibat lonjakan kasus Covid-19 dan kekurangan dana pemerintah.

Hanya lima dari 20 tempat tidur isolasi rumah sakit yang masih tersedia. Sementara dua orang meninggal pekan lalu dan dua lagi dalam kondisi kritis.

Menurut otoritas kesehatan provinsi, rumah sakit akan terpaksa ditutup sebelum Natal jika pendanaan semakin tertunda. Rumah sakit ini adalah satu-satunya rumah sakit umum di Mount Hagen dan melayani populasi 46.256 orang.

Di Provinsi Oro, staf di rumah sakit umum Popondetta terpaksa menggunakan kantong es di kamar mayat untuk membantu menjaga agar freezer tetap berfungsi. Gubernur Oro Gary Juffa mengakui bahwa keadaan kamar mayat di rumah sakit itu "menyedihkan".

"Kami kekurangan tempat. Kami menghadapi masalah serius dengan kamar mayat dan kapasitasnya," katanya.

Sementara itu, rumah sakit rujukan utama negara, Port Moresby General, mengumumkan mereka akan mengurangi layanannya karena lonjakan pasien Covid. Menurut rumah sakit, saat ini memiliki 50 pasien rawat inap Covid dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat selama beberapa minggu ke depan.

Operasi ditunda tanpa batas waktu, klinik konsultasi ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Layanan patologi, klinik TB, departemen darurat dan radiologi dan semua layanan penting lainnya juga akan terpengaruh.

Otoritas kesehatan telah mendesak orang untuk divaksinasi, namun jumlah vaksinasi masih sangat rendah dan keragu-raguan tinggi karena informasi yang salah. Hingga saat ini, 130.262 orang telah divaksinasi, hanya 1,3% dari populasi negara itu.

Sementara hingga Jumat (8/10/2021), Papua Nugini mencatat total 22.413 kasus infeksi dan 245 kasus kematian, sebagaimana tercatat di data Worldometers.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget! RI Bakal Punya 'Tetangga Dekat' Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular