Beda dari Orang DKI yang Bangkrut, Orang Medan Malah Tajir!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Jumat, 08/10/2021 11:25 WIB
Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah komoditas, seperti batu bara dan kelapa sawit, pada tahun ini terus melonjak. Imbasnya, ini turut mendongkrak perekonomian lokal di mana perkebunan dan pertambangan berada.

Di Medan misalnya, daerah di mana terdapat sejumlah perkebunan dan pertambangan, mengalami peningkatan penjualan mobil. Pasalnya, banyak pengusaha lokal setempat yang mendulang keuntungan akibat lonjakan harga komoditas yang dijualnya.

Sejak akhir 2020 (year to date), harga batu bara telah meroket 188,7%. Kini harganya telah menembus US$ 200 per ton, bahkan dua hari lalu sempat hampir US$ 300 per ton, dibandingkan pada awal tahun yang masih berada di kisaran US$ 80 per ton.


Sementara dalam sepekan terakhir, harga CPO masih membukukan kenaikan 4,74% meski kemarin sempat anjlok. Pada perdagangan Kamis (07/10/2021) harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.813 per ton, turun 1,21% dibandingkan hari sebelumnya. Sejak akhir 2020 (year to date), harga CPO melonjak 33,69%.

Penjualan mobil di daerah seperti Medan pun terangkat karena banyak pengusaha batu bara dan sawit yang ada di sana. Salah satu Sales Counter Dealer Mitsubishi di Medan mengatakan, pada bulan ini memang terjadi peningkatan penjualan.

"Ada perubahan dari bulan lalu, sekarang kita capai target," katanya kepada CNBC Indonesia, melalui sambungan telepon, Jumat (8/10/2021).

Dia menjelaskan, pada awal bulan ini saja penjualan mobil sudah tercapai 40% dari target 500 unit per bulan. Sementara dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, target penjualan mobil hanya 300 unit.

Ia mengatakan, untuk penjualan mobil Pajero juga sudah ada antrian sebanyak 40 unit. Namun, untuk mendapatkan salah satu flagship Mitsubishi memang harus inden pada dealer itu. Begitu juga dengan mobil niaga seperti truk Fuso dan pick up Triton juga mengalami peningkatan penjualan.

"Cerita ada, pembeli cuma bilang produksi lagi naik, makanya butuh mobil baru khususnya niaga. Mereka bilang armada kurang makanya mau tambah lagi," katanya.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan bahwa sentimen dari kenaikan harga komoditas tentu bisa mengangkat penjualan mobil, tapi tidak terlalu besar karena hanya berdampak pada segelintir orang, pelaku usaha, atau daerah tertentu.

Sementara peningkatan penjualan yang terjadi saat ini disebabkan relaksasi PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% yang diperpanjang hingga akhir tahun ini.

"Naiknya cukup signifikan baru-baru ini, nanti kita pantu lagi di penjualan berikutnya di Oktober. Sampai kemarin banyak sentimen dari kebijakan PPnBM," katanya.

Dia melihat, tren penjualan mobil masih baik, belum lagi diskon PPnBM DTP 100% diperpanjang sampai akhir tahun, sehingga target Gaikindo atas penjualan mobil sebesar 750 ribu unit mobil di akhir tahun ini bisa tercapai.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penjualan Mobil Listrik RI Lesu, Pasar Tak Lagi Bergairah?