
GM-GE Incar Logam Super Langka Gede-gedean buat Mobil Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - General Motors (GM) dan General Electric (GE) dikabarkan berencana untuk mempelajari cara untuk mengembangkan rantai pasok atas logam tanah jarang atau rare earth element dan juga mineral lainnya yang bisa dijadikan komponen untuk membuat mobil listrik dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.
Mengutip Reuters, Kamis (07/10/2021), kedua perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut menandatangani nota kesepahaman untuk mengevaluasi bagaimana mereka dapat bekerja sama untuk meningkatkan akses ke rare earth dan potensi magnetiknya, serta untuk tembaga dan baja.
"Meskipun kami tidak memiliki kerangka waktu yang pasti untuk menerapkannya, bekerja dengan GM memberi kami alat lain untuk mendapatkan sumber bahan utama yang andal, berkelanjutan, dan kompetitif," kata General Electric dalam sebuah email kepada Reuters, dikutip Kamis (7/10/2021).
Kerja sama antara keduanya sendiri akan mencakup beberapa lokasi di Amerika Utara dan juga Benua Eropa. Nantinya hasil kerja sama itu akan membentuk sebuah rekomendasi seperti urgensi pembangunan pabrik pengolahan mineral.
Paduan logam dan magnet jadi yang dihasilkan dari bahan rare earth adalah bagian penting yang digunakan dalam pembuatan kendaraan listrik maupun pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.
Perlu diketahui, Indonesia juga memiliki "harta karun" tambang logam super langka itu. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, di Indonesia ada tiga potensi mineral yang mengandung logam tanah jarang, di antaranya dari pertambangan timah dan sudah dikonfirmasi keberadaannya. Lalu, dari tambang bauksit dan ketiga dari nikel scandium.
Dia mengatakan, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah melakukan survei mengenai LTJ sejak 2009 sampai dengan 2020. Namun sayangnya, belum seluruh wilayah Indonesia disurvei karena keterbatasan sumber daya.
"Kalau kita lihat logam tanah jarang di Indonesia, ada di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan berbagai endapan," ungkapnya dalam Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (09/09/2021).
Dia menjabarkan, di Tapanuli, Sumatera Utara terdapat sumber daya LTJ sebesar 20.000 ton. Lalu, di Bangka Belitung ada mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang, dan monasit ini dijumpai bersama endapan timah dengan sumber daya sekitar 186.000 ton.
Adapun negara pemilik cadangan dan juga produsen logam tanah jarang di dunia yaitu China.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sayang Banget! "Harta Karun" Super Langka RI Terganjal Data
