
Astaga! Ada 'Bisnis Covid' di Negara Ini, Bawa Dana IMF

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa penanganan pandemi di Republik Demokratik Kongo (DRC) telah menjadi lahan bisnis dan korupsi. Pasalnya penanganan pandemi di negara itu selalu tidak optimal meski telah mendapatkan bantuan.
Dalam laporan yang berjudul "Bisnis Covid di DRC: memikirkan kembali tanggapan terhadap epidemi", lembaga riset Congo Research Group di Universitas New York mengatakan bahwa negara itu telah gagal berulang kali dalam menangani epidemi sebelum Covid-19.
"Campak, kolera, Ebola ... DRC sudah menghadapi banyak epidemi ketika mencatat kasus pertama Covid-19 pada 10 Maret 2020," tulis riset itu sebagaimana diwartakan AFP, Kamis (7/10/2021).
Lebih lanjut, riset itu juga menguraikan bahwa pemerintah selalu tidak transparan dalam penggunaan bantuan internasional mengenai penyebaran penyakit.
"Dari US$ 363 juta (sekitar Rp 5,1 triliun) yang dialokasikan IMF ke DR Kongo untuk memerangi pandemi, pemerintah hanya mampu menerbitkan sekitar 40 dokumen di situs web kementerian kesehatan yang membenarkan penggunaan hanya US$ 6 juta," tulis laporan itu.
DRC sendiri sudah berulang kali mendirikan lembaga-lembaga tambahan untuk mengelola dana-dana itu untuk pemulihan kesehatan warga. Namun lembaga itu pun dianggap tidak efektif mengingat penyebaran penyakit masih sering terjadi di negara itu.
"Manajemen sumber daya manusia dan keuangan yang buruk, sirkulasi informasi yang buruk dan persaingan antara berbagai kelompok, yang semuanya mengakibatkan perawatan pasien yang buruk dan pekerja kesehatan yang kehilangan motivasi," tambah lembaga tersebut.
"Banyak struktur baru telah sangat meningkatkan anggaran untuk respons tanpa meningkatkan manajemen keuangan.
Sejauh ini, DRC memiliki sekitar 54.000 kasus infeksi virus corona sejak pandemi melanda. Angka infeksi ini juga diiringi oleh1.050 kematian.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 50 Orang Kongo Dijatuhi Hukuman Mati, Ini Kasusnya!