Internasional

Ada Ramalan Gak Enak soal Covid Singapura, Kasus Bisa Segini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 October 2021 11:15
Lonjakan kasus Covid-19 di Singapura. (REUTERS/EDGAR SU)
Foto: Lonjakan kasus Covid-19 di Singapura. (REUTERS/EDGAR SU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 Singapura terus naik. Bahkan dalam dua hari terakhir ini, ada 3.000 lebih kasus baru.

Rabu (6/10/2021), ada 3.577 kasus baru. Ini merupakan rekor terbaru lagi sejak 5 Agustus, setelah sebelumnya pecah di Selasa (5/10/2021) dengan 3.486 kasus.

Dari total tambahan itu, sebanyak 3.562 adalah kasus lokal, 2.932 kasus komunitas dan 630 kasus asrama migran. Sisanya, sebanyak 15 kasus adalah impor.

Kemarin Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura juga mencatat tiga kematian baru, terkait wanita berumur 68 dan 102 tahun. Mereka disebut tidak divaksin dan memiliki riwayat penyakit tertentu.

Sebenarnya kenaikan kasus memang sudah diproyeksi sejak akhir September. Kala itu, kasus diperkirakan akan naik 2.000 per hari.

Tapi kini, proyeksi terbaru juga dimuat pemerintah. Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong mengatakan jumlah kasus infeksi harian Covid-19 bisa menembus lebih dari 5.000 dengan kasus klaster berlipat ganda setiap 10 hari atau lebih.

"Bergantung pada bagaimana lintasannya akan berkembang, kita mungkin mulai melihat infeksi harian meningkat menjadi lebih dari 5.000," kata Gan yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Multi-Kementerian untuk Covid-19.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Lawrence Wong. Ia mengatakan sulit untuk mengetahui kapan gelombang saat ini akan mencapai puncaknya.

"Beberapa orang berpikir gelombang dapat mencapai puncaknya pada sekitar 5.000 kasus harian baru atau sedikit di atas itu. Beberapa orang berpikir itu akan jauh lebih tinggi menjadi sekitar 10.000 kasus harian, jadi ada kisaran ketidakpastian" kata Wong.

"Tidak ada model yang dapat memprediksi dengan pasti secara pasti seperti apa kurva epideminya akan terlihat seperti dalam beberapa minggu ke depan."

Karenanya ia meminta warga Singapura bersiap. Apalagi Gelombang infeksi saat ini tidak akan menjadi yang terakhir yang akan dialami negara tersebut.

"Kita sedang menaiki satu gelombang besar, satu gelombang besar sekarang. Tetapi kita harus siap secara mental bahwa akan ada gelombang berikutnya yang akan menyusul," katanya.

Dalam siaran pers, MOH sempat mengatakan persentase pasien yang perlu dirawat di unit perawatan intensif (ICU) "tetap rendah" sekitar 0,2%. MOH mengatakan ada "bukti kuat" bahwa vaksinasi melindungi terhadap hasil penyakit yang parah.

Proporsi kasus yang divaksinasi lengkap yang membutuhkan perawatan intensif atau meninggal adalah sekitar 14 kali lebih sedikit daripada yang tidak divaksinasi. Angkanya 0,12%, dibandingkan dengan 1,67%.

Singapura sendiri saat ini menekankan warga yang sudah divaksin dan tanpa kormobid melakukan isolasi mandiri melalui "Program Pemulihan di Rumah". MOH mengatakan orang yang divaksinasi lengkap berusia antara 12 dan 69 "didorong untuk beristirahat, minum banyak cairan dan pulih dalam kenyamanan rumah".

Namun Menteri Senior Kesehatan Janil Puthucheary pada Senin mengatakan bahwa angka BOR di ICU naik dari 26% ke 53% dalam tiga bulan terakhir. Ia menyebut ini merupakan tanda besar dari kenyataan bahwa memang Covid sedang masif menyebar di negara itu.

"Ini adalah salah satu cara di mana kenaikan eksponensial baru-baru ini dalam kasus Covid-19 telah berdampak pada kapasitas perawatan kesehatan Singapura," ujarnya di depan Parlemen Singapura dikutip Channel News Asia (CNA).

Menurut data Worldometers, Singapura kini tercatat memiliki total 113,381 kasus infeksi dan 133 kasus kematian


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 di Singapura Mendadak Melonjak, Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular