Mimpi RI: Bisa Produksi Avtur dari Minyak Sawit 100%!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 October 2021 14:42
SEREMONI KEBERHASILAN UJI TERBANG PESAWAT CN235 MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR BIOAVTUR 2,4%/ Youtube : Kementerian ESDM
Foto: SEREMONI KEBERHASILAN UJI TERBANG PESAWAT CN235 MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR BIOAVTUR 2,4%/ Youtube : Kementerian ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - RI sudah berhasil memproduksi avtur dari bahan baku sawit atau bioavtur sebesar 2,4%. Ini merupakan avtur dengan kandungan 2,4% minyak inti sawit atau refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO) menggunakan katalis "Merah Putih" buatan ITB.

Bioavtur yang dikenal dengan nama Jet Avtur 2,4 (J2.4) ini berhasil diproduksi di Kilang Cilacap Pertamina.

Tidak berhenti di bioavtur 2,4%, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif punya target agar RI bisa memproduksi bioavtur 100%. Menurutnya, penelitian dan pengembangan akan didorong untuk mencapai bioavtur 100%.

"Tentunya kita gak akan berhenti dan berpuas diri di tahapan ini, penelitian dan pengembangan harus terus dilakukan untuk nantinya dihasilkan produk J100," ungkapnya pada acara "Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235-220 FTB Menggunakan Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4% (J2.4)", Rabu (06/10/2021).

Selain itu, pemerintah juga berharap penggunaan bioavtur ini bisa diterapkan di semua maskapai Indonesia dan juga penerbangan mancanegara. Oleh karena itu, menurutnya dibutuhkan dukungan semua pihak.

"Kami harapkan dukungan dari semua pihak tahap-tahapan uji coba, selanjutnya yang harus dilakukan dan juga susun roadmap untuk komersialisasinya," jelasnya.

Seperti diketahui, kilang PT Pertamina (Persero) sudah berhasil memproduksi bioavtur dengan persentase sebesar 2,4%. Menurutnya, serangkaian uji coba teknis dilakukan pada 8-10 September 2021 lalu.

"Dan hari ini kita telah melihat sejarah baru yakni penerbangan perdana yang menggunakan bahan bakar nabati yang kita tunggu selama ini. Pagi dicoba Bandung - Jakarta dengan bahan bakar nabati, CN235-220 FTB," ungkapnya.

Arifin menyebut keberhasilan uji coba ini akan menjadi tahap awal di dalam peningkatan kontribusi bioavtur di sektor transportasi udara guna mengurangi emisi karbon, serta dalam rangka meningkatkan ketahanan dan keamanan energi nasional.

PT Pertamina (Persero) dan ITB melakukan uji coba co-processing kerosene dengan minyak nabati untuk menghasilkan prototype produk bioavtur. Serangkaian uji karakteristik material bahan bakar telah dilakukan meliputi titik nyala densitas, titik beku, kestabilan termal JFTOT, aromatik, titik kabut, LHV, viskositas dan specific gravity.

Pelaksanaan pengembangan bioavtur dilakukan di Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) Refinery Unit (RU) IV Cilacap PT Pertamina (Persero) yang menghasilkan J2.0 pada tahun 2020 dan J2.4 pada awal tahun 2021. Adapun bahan bakar campuran bioavtur dihasilkan dari bahan baku 2% dan 2,4% refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO) dengan menggunakan katalis merah putih.

Dalam rangka memenuhi kepentingan hukum kelaikan udara, dilakukan analisa sifat fisika dan kimia dari J2.0 dan J2.4 maupun Jet A1 oleh Lemigas ESDM. Adapun sampel yang dikirimkan ke Lemigas diambil dari tangki di GMF agar lebih mewakili karakteristik bahan bakar.

Proses evaluasi avtur dan bioavtur diperlukan sebelum pelaksanaan pengujian di test cell di mana hasilnya harus memenuhi ASTM D1655 dan SNI sebagai panduan limit sifat fisika jenis avtur dan bioavtur yang boleh diisikan pada tangki pesawat udara untuk digunakan dalam penerbangannya, yaitu terdiri dari freezing point, lower heating value dan specific gravity.

Hasil uji Lemigas menunjukkan bahwa produk J2.4 dapat memenuhi spesifikasi bahan bakar avtur sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Migas Nomor 35 Tahun 2021 atau dapat dikatakan secara spesifikasi produk J2.4 dapat digunakan sebagai pengganti avtur murni.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sukses! Perdana RI Uji Terbang Avtur dengan Campuran Sawit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular