
Kabul Terancam Blackout Total, Taliban Nunggak Bayar Listrik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ibu kota Afghanistan, Kabul, diprediksi akan mengalami pemadaman listrik massal (blackout). Ini akan segera terjadi musim dingin ini.
Laporan The Wall Street Journal (WSJ), mengatakan kelompok Taliban, belum membayar pemasok listrik di Asia Tengah itu. Kelompok yang memimpin Afghanistan sejak 15 Agustus itu juga belum menarik uang dari konsumen.
Mantan Kepala Eksekutif Monopoli Negara Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS), Daud Noorzai, memperingatkan jika hal ini tidak ditangani, situasinya dapat menyebabkan bencana kemanusiaan. Kabul akan menjadi yang terparah.
"Konsekuensinya akan menjadi menyebar di daerah lain, tetapi (yang parah) terutama di Kabul," kata Noorzai, yang mengundurkan diri dua minggu setelah pengambilalihan Kabul oleh Taliban, dikutip Selasa (5/10/2021).
"Akan ada pemadaman dan akan membawa Afghanistan kembali ke zaman kegelapan ketika datang ke kekuasaan dan untuk telekomunikasi. Ini akan menjadi situasi yang sangat berbahaya."
Secara nasional, Afghanistan mengkonsumsi daya listrik yang setengahnya didapat melalui impor dari Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Sementara Iran menyediakan pasokan tambahan ke negara Barat.
Produksi domestik, sebagian besar di stasiun tenaga air, juga dipengaruhi oleh kekeringan tahun ini. Afghanistan tidak memiliki Grid Power Nasional, dan Kabul hampir sepenuhnya bergantung pada impor listrik dari Asia Tengah.
Meski sekarang belum ada pemadaman, ada ketakutan jika tiba-tiba pemasok listrik dari Asia Tengah, memutuskan listrik karena DABS belum membayarnya. Diketahui Tajikistan juga memiliki hubungan buruk dengan Taliban.
Tajikistan telah memberikan perlindungan kepada para pemimpin perlawanan anti-Taliban, seperti mantan wakil presiden Amrullah Saleh. Mereka baru-baru juga ini mengerahkan pasukan tambahan ke perbatasannya dengan Afghanistan untuk berjaga-jaga.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Hari Raya Idulfitri, 2 Bom Guncang Negara Ini
