Krisis di Inggris, Tentara Dikerahkan Jadi Sopir Truk BBM

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
04 October 2021 19:14
Antrean pengisian BBM di Inggris. (REUTERS/DYLAN MARTINEZ)
Foto: Antrean pengisian BBM di Inggris. (REUTERS/DYLAN MARTINEZ)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara di Inggris mulai menjadi sopir truk bahan bakar minyak (BBM) pada hari ini. Tugas mereka mengirim BBM ke SPBU yang mengalami kelangkaan pasokan.

Sudah hampir dua minggu ini Inggris dilanda aksi pembelian panik dari para pemilik kendaraan. Kondisi ini membuat banyak SPBU mengalami kelangkaan pasokan BBM.

Dilaporkan AFP, Senin (4/10/2021), terlihat para tentara berpakaian seragam berada di depo BBM Bouncefield yang berlokasi di Hemel Hempstead, 32 kilometer di utara London.

Ada sekitar 200 personel tentara, yang setengahnya adalah sopir, mengambil peran dalam Operasi Escalin, yang bertujuan untuk menyelesaikan kelangkaan BBM di London dan wilayah Tenggara Inggris.


Asosiasi pedagang ritel BBM Inggris menyambut baik operasi dari tentara ini. Namun mereka mengingatkan harus ada aksi permanen untuk mengamankan pasokan ke depan.

Disebutkan bahwa, satu dari lima SPBU di London dan Tenggaran Inggris kehabisan stok BBM. Selama dua pekan terakhir, SPBU di Inggris memang dipenuhi oleh pembeli yang antre mengular. Bahkan sampai ada yang membeli BBM dengan jeriken atau botol air mineral, dan kondisi ini memicu kericuhan.

Brexit disalahkan atas kejadian ini. Di mana para sopir yang kebanyakan imigran harus kembali ke negaranya karena masalah imigrasi, belum lagi penguncian Covid-19.



Tak hanya krisis BBM, industri peternakan juga memperingatkan bahwa ratusan ribu babi akan dimusnahkan dalam beberapa pekan ke depan. Kecuali pemerintah mengeluarkan visa untuk tukang daging masuk ke negara itu.

Ini juga akibat aturan baru pasca Brexit dan Covid-19. Inggris kekurangan tukang jagal akut.

Kekurangan tukang jagal menyebabkan babi dewasa yang siap proses dicadangkan di peternakan. Ini berimbas pada masalah "kesejahteraan" para babi, karena berbagi makanan.

"Ada sekitar 120.000 babi yang 'duduk" di peternakan padahal seharusnya disembelih, berada dalam rantai makanan dan dimakan," kata Petugas Layanan Kebijakan di National Pig Association (NPA), Lizzie Wilson.

Serikat Petani Nasional Inggris mengatakan 150.000 babi berpotensi dipotong seminggu. "10 hari lagi," kata presidennya Minette Batters.

Krisis ini diprediksi akan melemahkan pertumbuhan ekonomi Inggris. Ekonomi Negeri Ratu Elizabeth sebelumnya diramal tumbuh 7% tahun ini.


(wed/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inggris Dilanda Krisis Ini, Tentara 'Turun Gunung'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular