Internasional

Blak-blakan Kedutaan Inggris soal Krisis, Singgung Batu Bara

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 01/10/2021 12:05 WIB
Foto: Infografis/Fakta-fakta Krisis di Inggris/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi saat ini sedang melanda Inggris. Hal ini terlihat dari naiknya tarif listrik serta sulitnya mendapatkan bahan bakar untuk kendaraan.

Menurut Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, kenaikan tarif listrik sendiri diakibatkan oleh naiknya permintaan akan gas alam sehingga mengerek harga bahan bakar rendah emisi itu. Inggris sendiri merupakan negara yang saat ini cukup intens dalam menggunakan gas untuk keperluan kelistrikannya.


"Penyebab krisis terutama disebabkan oleh harga gas yang tidak stabil, yang meningkatkan biaya pembangkitan listrik Inggris," ujar keterangan Kedubes Inggris yang diperoleh secara eksklusif oleh CNBC Indonesia, Kamis (30/9/2021).

Lebih lanjut, Kedubes Inggris juga menyebut naiknya harga gas alam ini mungkin juga akan dirasakan oleh negara lainnya. Pasalnya harga gas alam yang naik merupakan harga global di mana setiap negara yang ingin mendapatkannya perlu mengeluarkan dana yang lebih banyak.

"Jika tren kenaikan harga gas terus berlanjut, sangat mungkin krisis ini akan semakin melebar menjangkau negara lain yang ketergantungannya dengan gas cukup tinggi," tambah pihak kedutaan.

Di kesempatan yang sama, Kedutaan juga menegaskan krisis ini tak ada kaitannya dengan dekarbonasi sistem energi. Inggris berujar, bahwa penggunaan bahan bakar fosil sangat berisiko tinggi karena volatilitas harga internasional.

"Penyebab krisis terutama disebabkan oleh harga gas yang tidak stabil, yang meningkatkan biaya pembangkitan listrik Inggris," kata kedutaan.

"Transisi ke energi baru terbarukan, seperti penggunaan energi angin lepas pantai, justru akan mengurangi kerentanan sistem tenaga Inggris terhadap perubahan biaya yang tidak terduga ini."

Sementara itu, Inggris juga mengklaim telah secara drastic mengurangi ketergantungan batu bara. Namun, tak dipungkiri, memang ada pembangkit yang masih beroperasi.

Termasuk saat pasokan energi seret September lalu. Inggris menghidupkan lagi pembangkit West Burton A untuk mengamankan pasokan listrik, pertama kali dalam enam bulan, sebelum pensiun 2022.

"Batu bara masih akan digunakan di Inggris (dalam persentase kecil, 1,6%) sampai batubara betul-betul akan dihapus dari sistem pada tahun 2024," katanya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Di Tengah Transisi EBT, Batu Bara Tetap Jadi Andalan