Jokowi Minta Industri Bauksit Dibangun, Begini Updatenya

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 October 2021 10:32
Pertambangan bauksit PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar), (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Foto: Pertambangan bauksit PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar), (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong peningkatan nilai tambah pada komoditas tambang mineral. Saat ini hilirisasi yang tengah digenjot di RI adalah nikel.

Namun tidak berhenti di nikel, pemerintah juga mendorong hilirisasi komoditas lain seperti bauksit. Bahkan, titah ini sebelumnya sempat disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lalu, bagaimana update dari pembangunan industri bauksit di dalam negeri?

Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sunindyo Suryo mengatakan, saat ini baru ada dua pabrik pengolahan (smelter) bauksit menjadi alumina yang telah beroperasi. Adapun kapasitas input bijih bauksitnya sebesar 4.564.000 ton per tahun.

"Sedangkan, terdapat 12 pabrik pemurnian alumina yang masih dalam tahap konstruksi dengan kapasitas input bijih bauksit mencapai lebih dari 35 juta ton per tahun," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (01/10/2021).

Dia mengatakan, dengan dibangunnya 12 pabrik pemurnian alumina yang baru, maka diharapkan akan bisa menyerap seluruh bijih bauksit yang diproduksi. Dengan demikian, produksi alumina dalam negeri pun dapat ditingkatkan hingga keseluruhan mencapai 13,9 juta ton per tahun.

"Dengan rincian, 1,3 juta ton berupa produk Chemical Grade Alumina (CGA) dan 12,6 juta ton berupa Smelter Grade Alumina (SGA)," lanjutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, tidak hanya program peningkatan nilai tambah saja yang didorong, namun juga ketahanan cadangan dan optimalisasi produksi bahan baku industri melalui kegiatan eksplorasi dan verifikasi data sumber daya dan cadangan. Upaya ini dilakukan dengan peningkatan kegiatan eksplorasi.

"Eksplorasi bijih bauksit diperlukan karena umur cadangannya berkisar 78 tahun pada laju konsumsi bijih kering sebesar 36,9 juta ton per tahun," lanjutnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan hilirisasi industri nikel ini dianggap berhasil, maka menurutnya ke depannya hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lainnya, seperti bauksit, emas, tembaga, hingga minyak sawit.

"Oleh sebab itu, tak hanya nikel saja, ke depan kita juga akan mulai untuk bauksitnya, mulai emasnya, tembaganya, hilirisasi sawitnya, sebanyak mungkin turunan-turunan dari bahan mentah itu bisa jadi minimal barang setengah jadi, syukur-syukur bisa jadi barang jadi," paparnya, Kamis (26/8/2021).

Dia mengatakan, hilirisasi industri ini merupakan salah satu dari tiga strategi besar ekonomi negara di masa depan. Dua strategi besar lainnya yaitu digitalisasi UMKM dan ekonomi hijau.

"Ke depan strategi besar ekonomi kita, strategi besar ekonomi negara, ada tiga hal yang ingin saya sampaikan, pertama hilirisasi industri, kedua digitalisasi UMKM, dan ketiga kita harus mulai masuk ke ekonomi hijau," pungkasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Harta Karun Top 6 Dunia, Minimal Bisa buat 78 Tahun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular