Krisis Listrik Makin Gawat, Aktivitas Pabrik di China Sekarat

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 September 2021 21:00
17 provinsi dan wilayah telah terjadi beberapa bentuk pemadaman listrik. (REUTERS/TINGSHU WANG)
Foto: 17 provinsi dan wilayah telah terjadi beberapa bentuk pemadaman listrik. (REUTERS/TINGSHU WANG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas pabrik China yang menyusut akibat pembatasan penggunaan listrik meningkatkan banyak kekhawatiran mengenai nasib negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Sebuah survei yang dirilis Kamis (30/9/2021), sebagaimana dikutip dari Guardian, menunjukkan aktivitas pabrik China mengalami kontraksi pada bulan September. Ini pertama kali terjadi kepada China sejak pandemi melanda pada Februari 2020.

Angka-angka menunjukkan bahwa output turun akibat perlambatan produksi di industri yang mengkonsumsi energi tinggi. Salah satunya seperti pabrik yang memproses logam dan produk minyak. Sub-indeks juga menyoroti penurunan pesanan baru, pekerjaan dan pesanan ekspor baru.

Analis memperkirakan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur akan tetap stabil di 50,1 pada September, meski hasil resmi menunjukkan indeks di 49,6. Tanda 50 poin memisahkan pertumbuhan dari kontraksi.

Sebelumnya ekonomi China dengan cepat pulih setelah dihantam pandemi tahun lalu. Meskipun hasil PMI non-manufaktur terhitung baik, tetapi ekonomi tetap memburuk setelah produksi sektor manufaktur macet akibat krisis listrik.

Di tengah krisis, perusahaan energi negara Rusia Inter RAO mengatakan China telah memintanya untuk meningkatkan pasokan listrik untuk membantu kekurangan pasokan di dalam negeri.

Juru bicara mengatakan Inter RAO tengah mempertimbangkan peningkatan pasokan listrik yang signifikan. Rusia dapat memasok hingga 7 miliar kilowatt-jam listrik ke China setiap tahun tetapi ekspornya turun sebesar 7,2% tahun lalu.

Krisis listrik di China terjadi ketika permintaan energi negara itu melonjak melewati tingkat pra-pandemi. Namun, pembatasan impor batu bara dari Australia akibat pertikaian politik, menekan pasokan komoditas itu.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Krisis Listrik, Banyak Mati Lampu, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular