Lockdown Vietnam Jadi Berkah RI, Krisis Listrik China Masalah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 September 2021 15:45
Efek berantai dari wabah virus corona di China sudah terasa dalam hal perdagangan khususnya rantai pasok bahan baku tekstil dan produk tekstil ke Indonesia. Produsen pakaian di dalam negeri yang selama ini bergantung dari kain dan pewarna dari China mulai kena dampaknya.

Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno yang juga pemilik pabrik pakaian dan tekstil, mengatakan baru-baru ini dampak virus corona sudah terasa terhadap pasokan barang. Saat ini proses produksi barang masih memakai stok yang lama, tapi untuk bahan baku bulan depan sudah mengkhawatirkan.  

Ada sebagian belum bisa berangkat dari China, produksi belum Stop. Karena bahan baku yang belum bisa berangkat untuk produksi bulan April.
Jenis barang Kain dan zat Pewarna,
Foto: Penjualan Busana (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mendapatkan untung dari kebijakan lockdown Vietnam. Industri-industri dalam negeri dapat kelimpahan order ekspor dari yang ditinggalkan Vietnam. Namun, ancaman baru datang dari krisis energi di China yang baru-baru ini terjadi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengakui ada limpahan order yang datang akibat berhentinya produksi di negara tersebut akibat pandemi.

"Ekspor sebulan bisa sampai US$ 2 miliar, potensi limpahannya sebesar itu. Yang jadi masalah seberapa mampu kita nampung, karena kita punya ketergantungan bahan baku sama impor," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/9/21).

Persoalan bahan baku impor itu menjadi kendala ketika garmen di Indonesia siap memproduksi lebih banyak produk di sektor hilir. Sehingga, kemampuan produksi tidak bisa mengimbangi permintaan yang datang.

"Kemampuan ekspor garmen kita rata-rata sekitar US$ 500 juta per bulan, mungkin bisa naik per bulan 10%-15% sudah bagus, naiknya kita 15% tapi dilihat potensinya masih sangat besar. Meningkat 30% pun memungkinkan," jelasnya.

Namun, bukan berarti Indonesia bisa menerima semua order tersebut. Pasalnya sebagian bahan baku impor berasal dari China.

"Setengahnya impor dari China, sedangkan China ada masalah sekarang di energi, dan masalah itu sepertinya nggak bisa selesai cepat, jadi beberapa perusahaan stop men-supply energi sampai 60%, jadi ada masalah lain," ujarnya.

Persoalan energi di China membawa dua sisi bagi Indonesia, baik dari sisi kesulitan mengimpor bahan baku, hingga kelimpahan order yang tidak jadi ke negeri Tirai Bambu tersebut.

"Industri hulu di negara lain akan geliat dengan China ada kasus seperti ini, tapi dalam seminggu dua minggu masih belum terasa, karena stok China masih banyak, tapi begitu stok abis, demand di banyak negara akan naik," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Ho Chi Minh Vietnam Lockdown, Jalan Sepi Bak Kota Mati

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular