Inggris-China Krisis Energi Demi Tekan Emisi, RI Gimana Nih?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 September 2021 13:12
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)

Saat sejumlah negara harus "berperang" melawan krisis energi imbas kampanye anti energi fosil demi pengurangan emisi global, pemerintah Indonesia tetap menggencarkan transisi energi baru terbarukan (EBT).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan pemerintah tetap fokus mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 dari saat ini masih 11,2%.

"Pengembangan EBT salah satu fokus kita saat ini, bauran EBT kita 11,2%. Capaian ini masih jauh dari 23% di tahun 2025," ungkapnya dalam sambutan acara 'Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-76, Energi Tumbuh Energi Tangguh' melalui akun YouTube, Selasa (28/09/2021).

Dia pun optimistis akan menaikkan porsi energi baru terbarukan, khususnya di sektor ketenagalistrikan. Salah satu upaya mencapai target tersebut yaitu pemerintah telah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN). Dalam GSEN ini, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas EBT sebesar 38 GW hingga 2035 mendatang.

"Ini dilakukan melalui substitusi energi primer, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas EBT, dan pemanfaatan EBT non listrik dan non BBM," lanjutnya.

Salah satu energi terbarukan yang akan didorong pemanfaatannya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Menurutnya, semakin murahnya biaya investasi dan semakin singkatnya pemasangan PLTS ini, ini bisa mendorong bauran energi terbarukan dengan cepat.

Selain itu, demi menuju netral karbon, pemerintah juga tengah menyusun strategi jangka panjang, antara lain pengembangan EBT secara masif, pengurangan pemanfaatan energi fosil, pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), pemanfaatan kendaraan listrik, dan lainnya.

"Dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi tidak dapat terjadi tanpa dukungan dari berbagai pihak atau stakeholder yang investasinya berasal dari swasta maupun APBN," tuturnya.

Partisipasi investasi swasta, imbuhnya, diharapkan dapat melaksanakan pengelolaan penyediaan, distribusi energi ke seluruh wilayah Indonesia, baik BUMN maupun Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

"Tantangan dalam mengelola energi dan sumber daya ke depan makin kompleks. Keterlibatan pemangku kepentingan mutlak. Saya harap sektor ini dapat jadi sektor andalan bagi kemajuan perekonomian bangsa," harapnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular