4 Negara 'Lawan' China Soal Kawasan Bebas di Indo-Pasifik

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
25 September 2021 20:40
Australia's Prime Minister Scott Morrison, center, appears on stage with video links to Britain's Prime Minister Boris Johnson, left, and U.S. President Joe Biden at a joint press conference at Parliament House in Canberra, Thursday, Sept. 16, 2021. The leaders are announcing a security alliance that will allow for greater sharing of defense capabilities — including helping equip Australia with nuclear-powered submarines. (Mick Tsikas/AAP Image via AP)
Foto: Perdana Menteri Australia Scott Morrison (tengah) berada di atas panggung dengan tautan video ke Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri) dan Presiden AS Joe Biden pada konferensi pers bersama di Gedung Parlemen di Canberra, Kamis, 16 September 2021. (Mick Tsikas/AAP Image via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Amerika Serikat, Jepang, India, dan Australia mempertanyakan kawasan bebas Indo-Pasifik dan menyampaikan fokus mereka soal China. Mereka juga menyatakan tidak akan gentar pada paksaan di pertemuan puncak yang membahas soal ini.

Pertemuan dua jam ini diawasi ketat oleh pihak China. Adapula sebagian yang mengkritik, upaya empat negara ini berpotensi gagal.

"Kami mendukung supremasi hukum, kebebasan navigasi dan penerbangan, penyelesaian sengketa secara damai, nilai-nilai demokrasi, dan integritas teritorial negara-negara," Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, dilansir dari Reuters, Sabtu (25/9/2021).

Sementara China tidak disebutkan dalam pernyataan publik oleh empat pemimpin atau dalam pernyataan bersama. Hal ini menandakan China menjadi negara yang menjadi perhatiann utama. Pernyataan empat negara ini karena adanya aturan di beberapa wilayah, dimana China mencoba melenturkannya sehingga ada kebebasan lebih.


"Bersama-sama, kami berkomitmen untuk mempromosikan tatanan yang bebas, terbuka, berdasarkan aturan, berakar pada hukum internasional dan tidak gentar oleh paksaan, untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan sekitarnya," kata mereka.

Para pemimpin Quad juga menyuarakan dukungan untuk negara-negara pulau kecil terutama di Pasifik, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan lingkungan mereka. Selain itu, mereka mendesak Korea Utara untuk terlibat dalam diplomasi atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya, yang telah ditolak Pyongyang kecuali sanksi internasional dijatuhkan.

Para pemimpin mengambil langkah-langkah untuk memperluas vaksin di seluruh dunia, menyambut rencana India untuk melanjutkan ekspor pada bulan Oktober.

Keempat negara ini juga sepakat untuk bekerja sama dalam vaksin, energi bersih dan ruang angkasa, dan mengadakan pertemuan puncak setiap tahun. Modi mengatakan kepada sesama pemimpin Quad-nya, India akan mengizinkan ekspor 8 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir Oktober di bawah kesepakatan yang dicapai kelompok tersebut pada Maret, dan memasok satu miliar dosis ke Indo-Pasifik.

India mengatakan akan memulai kembali ekspor vaksin dengan memprioritaskan inisiatif vaksin internasional COVAX dan negara-negara tetangga. Quad mengumumkan beberapa pakta baru, termasuk satu untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan untuk semikonduktor dan untuk memerangi penangkapan ikan ilegal dan meningkatkan kesadaran domain maritim. Itu juga meluncurkan kemitraan 5G dan rencana untuk melacak perubahan iklim.

"Mengakui peran pemerintah dalam mendorong lingkungan yang memungkinkan untuk diversifikasi 5G, kami akan bekerja sama untuk memfasilitasi kerja sama publik-swasta dan menunjukkan pada 2022 skalabilitas dan keamanan siber dari teknologi berbasis standar yang terbuka," kata para pemimpin.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sengit! Negara Dekat RI Ini Jadi Target 'Adu Rayu' AS-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular