
Taliban 'Pecah' di Afghanistan, Wakil PM Diisukan Menghilang

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah hampir sebulan lebih Taliban menguasai Afghanistan, ada laporan mengenai munculnya benih-benih perpecahan di antara para pemimpin kelompok tersebut.
Publik mulai ragu mengenai persatuan Taliban awal September, saat Wakil Perdana Menteri Abdul Ghani Baradar menghilang dari sorotan publik. Laporan bahwa dia telah dibunuh juga memperkuat keraguan tersebut.
Keraguan tetap ada meski Baradar muncul kembali lewat tayangan yang sudah direkam sebelumnya. Dia dengan jelas tidak berbicara dari pikirannya sendiri, melainkan terlihat membaca sebuah pernyataan.
Untuk meredakan kecurigaan publik tentang kematian atau cederanya, Baradar juga difoto saat menghadiri pertemuan dengan pejabat PBB, Senin (20/9/2021) lalu. Meski begitu, sumber diplomatik dan politik mengatakan perselisihan di antara para pemimpin Taliban sangat nyata.
Mereka menambahkan jika ketidakharmonisan tumbuh, ini akan menimbulkan masalah lebih lanjut bagi rakyat Afghanistan. Seorang penulis dan reporter yang menghabiskan bertahun-tahun meliput Taliban mengatakan situasi ini adalah hasil dari perpecahan politik-militer, terutama anggota garis kerasĀ yang merasa berhutang budi setelah berjuang selama 20 tahun.
Sebuah sumber politik yang memiliki hubungan selama puluhan tahun dengan petinggi Taliban setuju dengan pernyataan tersebut. Dia mengatakan efek dari keretakan itu meluas hingga merugikan banyak orang, terutama saat anggota kelompok tersebut dengan paksa mengambil barang-barang mantan pejabat Afghanistan serta keluarga mereka.
"Saat ini, yang mereka pedulikan hanyalah mengambil mobil dan rumah orang," kata sumber tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (24/9/2021).
Keluarga mantan pejabat mengatakan anggota Taliban mencoba untuk merebut barang-barang mereka. Termasuk rumah sewaan dan mobil pribadi mereka.
Tindakan ini tentu berbeda dari pernyataan wakil menteri informasi dan budaya Zabihullah Mujahid. "Kami telah menginstruksikan semua orang untuk tidak memasuki rumah siapa pun, baik warga sipil atau militer," tegasnya kala itu.
Selain itu, sumber-sumber tersebut sepakat jika kepemimpinan Taliban saat ini menghadapi banyak masalah yang sama dengan faksi-faksi seperti pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani sebelumnya.
Seperti halnya pemerintah Afghanistan lainnya, perpecahan di antara Taliban lebih condong karena kepribadian yang berbeda. Tetapi tidak seperti pemerintahan sebelumnya, Taliban tidak hanya menderita karena anggota yang terlalu ambisius atau pandangan politik yang berlawanan, perpecahannya jauh lebih mendasar.
Menurutnya, saat ini Taliban terdiri dari pejuang yang masih menunggu rampasan perang versus politisi yang ingin meredakan ketakutan rakyat Afghanistan dan masyarakat internasional.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar