The Best Regional Banks

Bank Banten Raih The Best Regional Bank in Capital Relief

Tri Putra & Arif Gunawan S, CNBC Indonesia
23 September 2021 14:54
CNBC Awards 2021
Foto: Foto/ CNBC Awards 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengakuan terhadap kinerja positif kembali diraih oleh PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten/BEKS). Bank Kebanggaan masyarakat Banten ini meraih penghargaan untuk kategori "The Best Regional Bank in Capital Relief 2021," dalam CNBC Indonesia Award 2021 The Best Regional Banks.

Penghargaan ini diterima secara virtual oleh Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin dalam event The Best Regional Banks, Kamis (23/9/2021).

"Pertama saya mengucapkan kepada tim CNBC Indonesia, khususnya Tim Risetnya yang sudah melakukan riset secara obyektif pada Award," ujar Agus Syabarrudin dalam kata sambutan.

Agus mengatakan penghargaan ini menjadi motivasi bagi Bank Banten untuk bisa terus mengembangkan Bank Banten ini. Apalagi saat ini juga kami mendapatkan amanah dari para pemegang saham, yakni dari Pemerintah Provinsi dan publik.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan yang telah membantu kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholders kami, karyawan Bank Banten yang sudah menjalankan strategi arahan kami," ujarnya.

Dalam kajian Tim Riset CNBC Indonesia, salah satu BPD yang agresif dalam menambah modal adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Tahun lalu per Juni 2020, modal Bank Banten tercatat hanya Rp 70 miliar. Namun berkat adanya penambahan modal melalui skema penerbitan saham baru (rights issue) modal BEKS mengalami lonjakan signifikan.

Per Juni 2021, total modal perseroan tercatat mencapai Rp 976,37 miliar. Artinya ada peningkatan mencapai 1.300% secara tahunan (year on year/yoy). Kenaikan modal ini tak lain dan tak bukan disebabkan oleh suntikan modal dari para pemegang sahamnya, terutama Pemerintah Provinsi Banten dan sebagian investor publik.

Alhasil, rasio kesehatan perseroan pun semakin prima. Per Juni 2021, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank yang dipimpin Agus Syabaruddin sebagai Direktur Utama ini tercatat di level 27,5% atau jauh di atas batas aman yang ditetapkan regulator, sebesar 12%.

Padahal, tahun lalu nilai CAR perseroan hanya sebesar 8,02%. Berkat peningkatan modal tersebut, CAR emiten berkode saham BEKS kini berada di posisi tertinggi ketiga di industri BPD, hanya kalah dari PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (BPD Kalbar)-masing-masing sebesar 29% dan 28%.

Tidak heran, saham perseroan cenderung naik usai rights issuedan bank yang berdiri pada tahun 1992 ini berencana memperkuat lagi strukur permodalannya dengan rencana right issue selanjutnya yakni Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII beberapa waktu ke depan.

Menurut prospektus yang diterbitkan diwebsiteBursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 Agustus lalu, Bank Banten dalam aksi korporasi ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 23,39 miliar (23.388.895.092) saham baru seri C dengan nilai nominal Rp 50/saham.

Dengan asumsi harga pelaksanaan rights issue di harga saham BEKS yakni Rp 100/saham, maka Bank Banten berpotensi mengumpulkan dana sebesar Rp 2,34 triliun. Jika dana segar ini benar-benar terkumpul, maka BEKS akan menjadi BPD dengan kekuatan modal yang solid.

Perkuat Modal, Genjot Penyaluran Kredit

Kuatnya dukungan Pemerintah Provinsi Banten memang telah mengakar. Secara filosofis, Bank Banten adalah wujud lahiriah dari komitmen Pemprov untuk memperkuat fungsi intermediasi untuk mengakselerasi pembangunan di wilayahnya.

Penambahan modal menjadi prasyarat untuk mendukung pembangunan di provinsi yang menjadi salah satu penyumbang dana pihak ketiga (DPK) perbankan terbesar secara nasional. Harap diingat, konsumsi menjadi penyumbang utama ekonomi (Produk Domestik Bruto/PDB) Banten.

Tidak heran perseroan sejak 2015 hingga 2019mulai fokus menyalurkan kredit konsumer, yang porsinya kini setara 60% dari portofolio asetnya. Salah satu strong point dari perseroan adalah posisi yang kuat di segmen Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dengan CAR kuat, bank BPD tersebut memiliki keleluasaan memberikan pinjaman kepada PNS di provinsi terpadat keenam nasional ini lebih besar. Pinjaman yang menyumbang mayoritas portofolio kredit perseroan ini sangat amankarena angsurannya dilakukan dengan potong gaji.

Pinjaman berbasis slip gaji pemerintah-yang tidak mungkin merugi dan gulung tikar-menyediakan buffer perlindungan bagi Bank Banten di tengah kondisi pandemi dan ruang pertumbuhan ketika ekonomi membaik.

Potensi pertumbuhan Bank Banten ke depan masih terbuka, sebagaimana terlihat dari kecilnya pangsa pasar penyaluran kredit BEKS dibandingkan BPD lain di Jawa (selain DKI Jakarta). Hal ini menggambarkan potensi pertumbuhan ke depan yang sangat luas dan sebelumnya tak bisa diraih Bank Banten karena kendala permodalan.

Dengan menguatnya kapasitas penyaluran kredit seiring dengan penambahan model, kinerja keuangan perseroan pun bakal terkerek. Mengacu pada prospektus, seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk ekspansi, khususnya untuk penyaluran kredit (sekitar 65%) serta penguatan struktur keuangan perseroan (sekitar 35%).

Melihat kesuksesan perseroan mengegolkan aksi korporasi penambahan modal di tahun pandemi dan bahkan hendak melancarkannya lagi, Bank Banten terpilih menjadi pemenang penghargaan CNBC Indonesia Award untuk kategori "The Best Regional Bank in Capital Relief 2021," mengalahkan dua nominee lainnya. Perseroan meraih skor 100 (dari 100).

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi CNBC Indonesia kepada pelaku usaha, dalam hal ini industri perbankan daerah, yang memiliki kinerja terbaik dari berbagai aspek terkait permodalan, mulai dari CAR, pertumbuhan modal, hingga kesuksesan penghimpunan dana.

Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian riset dan analisis terhadap kinerja perbankan daerah yang memenuhi kriteria. Proses penilaian dilakukan pada Agustus-September, melalui riset kualitatif berbasis data sekunder dari publikasi resmi perseroan, Bank Indonesia dan OJK serta media monitoring terhadap 20 media utama nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Dirut Bank Banten Buka-bukaan soal Rights Issue VII

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular