CNBC Indonesia Award 2021

Digitalisasi BPD Bantu UMKM Bertahan dari Jerat Pandemi

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
23 September 2021 14:09
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu gunung mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (7/6/2021). Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. Usmar Ismail (42) mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online,
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - UMKM menjadi salah satu sektor bisnis yang paling terdampak akibat pandemi. Meski begitu, banyak bank Pembangunan Daerah (BPD) masih menyebut jika UMKM masih memiliki peluang.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasinya, Tonny Prasetyo mengatakan, peluang UMKM masih sangat besar. Di Jawa Timur misalnya ada 9,7 juta UMKM dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 57%.

"Sebagai BPD porsi kredit terbesar adalah kredit konsumer. Tapi kami juga ekspansi kredit produktif. Semua segmen kredit Bank Jatim tumbuh. Kredit komersial hingga kredit UMKM," katanya dalam acara CNBC Indonesia Award The Best Regional Banks, Kamis (23/9/2021).

Meski begitu, kontribusi kredit UMKM tetap tumbuh paling tinggi, mencapai 13,9% yoy hingga semester I-2021. Adapun tantangannya adalah untuk tetap bertahan dan mengembangkan usaha. Bagi UMKM yang memiliki pinjaman di bank, dibutuhkan relaksasi.

"Perubahan konsumsi barang dan jasa offline ke online harus diantisipasi untuk adaptasi masa pandemi. digital banking memberikan hasil yang positif dalam membantu pelaku UMKM," terangnya.

Kemudian pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarudin mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan untuk pengembangan Bank Banten. Targetnya akan ada 145 ribu UMKM yang memiliki potensi tersebut.

"Seiring rencana kami melakukan penguatan transaksi layanan digital, kami masih mempersiapkan infrastruktur digitalnya," tuturnya.

Pihaknya optimistis bisa membantu segmen UMKM lebih mudah di tengah situasi saat ini. Tentunya dengan layanan yang diberikan yaitu melalui layanan digital.

"Ini bukan hanya mempermudah UMKM dalam akses keuangan kami juga memperhatikan aspek prudential banking dalam scoring system yang akan dibangun oleh tim kami FDS dan AWS, jadi bagaimana ekosistem yang dilakukan UMKM bisa ditempuh," katanya.

Kemudian, Direktur Utama (Dirut) Bank Jateng Supriyatno juga angkat bicara. Menurutnya, dibutuhkan kerjasama dengan institusi non bank, P2p serta perusahaan teknologi keuangan (Fintech) terkait transformasi digital ini.

"Kita tidak bisa full transformasi dan full adaptasi. Jalan tengahnya bekerjasama. Kita bisa garap bersama," tegasnya.

Yang pasti, lanjutnya, masyarakat harus mendapatkan layanan terbaik dari bank dan institusi non bank. Perbankan harus bisa mengajak non bank ini untuk mempertahankan 'kue' di daerah.

"Kalau nggak, nasabah di Jogja dan Semarang bisa lari ke Jakarta tanpa perlu KTP Jakarta," pungkasnya.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemda Bikin Dana 'Ngendon', Orang Miskin Tambah Banyak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular