
Catat! Ini 3 Inisiatif RI dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-76

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia membawa 3 isu yang akan disampaikan pada salah satu dari 28 pertemuan dalam rangkaian High Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York.
SMU PBB ke 76 dimulai pada hari Selasa (21/9) mengusung tema "Building resilience through hope - to recover from COVID19, rebuild sustainably, respond to the needs of the planet, respect the rights of the people, and revitalize the United Nations".
"Tema ini tentunya menggambarkan tantangan yang masih dihadapi dunia saat ini, dari Covid-19 hingga perubahan iklim, dari kemiskinan yang semakin dalam akibat pandemi hingga masih terjadinya konflik di berbagai belahan dunia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/9/2021).
Adapun ketiga isu yang akan diusung oleh Indonesia secara garis besar yang pertama adalah kerja sama mengatasi pandemi, termasuk bagaimana bekerja sama mempersempit gap vaksin antara negara maju dan berkembang. Selain isu ini memang sudah menjadi prinsip Indonesia untuk terus diperjuangkan dari sejak awal pandemi.
"Saya juga terus mendorong dan menyampaikan isu ini karena memiliki tanggung jawab tambahan, yaitu sebagai salah satu Co-Chairs COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group. Jadi saya akan terus menyuarakan isu kesetaraan vaksin bagi semua negara," ujarnya.
Kedua adalah kerja sama untuk pemulihan ekonomi. Ketiga pada saat para Menteri Luar Negeri bertemu mereka akan bicara merespon beberapa isu yang menjadi perhatian dunia saat ini, antara lain Myanmar dan Afghanistan.
Sebanyak 195 negara dijadwalkan berpartisipasi dalam High Level Week SMU PBB Ke-76, 107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat Kepala negara, baik yang hadir maupun yang menyampaikan statement secara virtual. Sementara itu, Presiden RI akan menyampaikan pidato di SMU 76 PBB pada Rabu sore waktu New York atau Kamis pagi waktu Jakarta secara virtual dan saya yang akan menghantarkan pidato Presiden.
"Dari ASEAN, hampir semua pemimpin menyampaikan statement secara virtual, kecuali Presiden Vietnam," imbuhnya.
Informasi saja, pada pembukaan High Level Segmen SMU PBB ke-75, di awal pidatonya Sekjen PBB mengangkat ketimpangan akses terhadap vaksin yang masih sangat lebar. Menurutnya, hal ini akan berdampak pada sulitnya dunia dapat pulih keluar dari pandemi.
Secara khusus, Sekjen PBB menggarisbawahi pentingnya dunia berkolaborasi untuk memenuhi harapan masyarakat internasional. Mekanisme multilateral harus dapat menjembatani adanya 6 kesenjangan yang terjadi di dunia saat ini. Keenam kesenjangan tersebut antara lain, Peace Divide, Climate divide, Rich and Poor divide, gender divide, digital divide, dan generation divide.
"Sementara itu, Presiden SMU PBB menyampaikan beberapa prioritas yang akan diusung selama kepemimpinannya, yaitu pandemi Covid-19 terutama isu mengenai gap vaksin; climate change; gender; youth dan reformasi PBB," pungkasnya.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ilmuwan & PBB Resah Bahaya Selain Covid, China Sudah Siaga!
