
Ngeri! Xi Jinping Mau 'Hajar' Batu Bara, Memang Bisa?

Selain itu, ada alasan lain yang membuat batu bara sulit ditinggalkan, setidaknya dalam waktu dekat. Sebagai sumber energi primer untuk pembangkit listrik, batu bara masih lebih ekonomis dibandingkan sumber lainnya.
'Pesaing' terdekat batu bara adalah gas alam. Masalahnya, sekarang harga gas pun mahal, naik terus.
Pada Rabu (22/9/2021) pukul 09:25 WIB, harga gas di Henry Hub (Oklahoma, AS) tercatat US$ 4,83/MMBtu. Naik 0,52% dibandingkan hari sebelumnya,
Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini melesat 21,47% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 88,74%.
Saat harga gas mahal, biaya pembangkitan listrik dengan energi primer itu jadi ikut menanjak. Di Eropa, misalnya, biaya pembangkitan listrik dengan batu bara adalah EUR 61,58/MWh per 14 September 2021. Sementara biaya pembangkitan listrik dengan batu bara adalah EUR 44,41/MWh.
"Kenaikan harga gas membuat batu bara menjadi kompetitif sehingga meningkatkan permintaan batu bara. Melihat harga kontrak forwards, sepertinya situasi ini masih akan bertahan setidaknya sampai awal 2022," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.
So, impian Xi untuk 'mendepak' batu bara sepertinya tidak akan gampang. Sebab, batu bara masih menjadi pilihan paling rasional, setidaknya dari kacamata keekonomian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)