Duh! Investor Mulai Tinggalkan Pabrik Vietnam, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 di Vietnam telah menimbulkan kepanikan bagi para peritel yang membuka pusat produksinya di negara itu. Terutama bagi produsen alas kaki.
Menurut data analisis yang dilakukan oleh perusahaan BTIG, beberapa perusahaan telah terkena dampak yang serius dari penguncian (lockdow). Seperti Nike, RH Michael Kors, Capri Holdings, Columbia Sportswear, dan Under Armour.
Hal ini akan membuat masalah backlog pada suplai barang di kuartal ketiga dan keempat. Pasalnya produksi di negara itu belum pulih sementara di bagian bumi lainnya daya beli masyarakat sudah mulai meningkat.
"Banyak merek secara proaktif memotong pesanan untuk mengantisipasi kendala kapasitas dan backlog setelah pabrik kembali beroperasi dan beroperasi pasca-lockdown," kata analis BTIG Camilo Lyon, dikutip CNBC International, Jumat (17/9/2021).
"Banyak merek besar telah pindah atau mencoba memindahkan beberapa produksi ke negara lain."
Produk yang dilacak oleh BTIG, biasanya memakan waktu sekitar tiga bulan untuk diproduksi di beberapa bagian Asia. Namun kali ini dapat memakan waktu 12 minggu lebih lama karena backlog.
"Mungkin perlu lima hingga enam bulan bagi pabrik untuk kembali beroperasi secara normal pasca-lockdown," kata Lyon.
"Ini termasuk empat sampai lima minggu keterlambatan dalam menerima bahan baku dan delapan minggu lagi bagi sebuah pabrik untuk mengerjakan backlog produksinya."
Pada hari Senin, pihak berwenang mengumumkan perpanjangan dua minggu pembatasan di Kota Ho Chi Minh, pusat bisnis Vietnam dan pusat wabah Covid. Di bawah pembatasan, pabrik telah tunduk pada aturan yang mengharuskan mereka untuk mempertahankan pekerja di lokasi atau menghentikan operasi sepenuhnya.
Mengutip data milik Worldometers, Vietnam telah menemukan 656.129 ribu kasus infeksi Covid dengan 16.425 kematian sejak virus itu masuk ke sana. Kamis (16/9/2021), ada 10.489 tambahan kasus baru dengan 239 kematian.
(sef/sef)