Bangun Klaster Baterai EV & Setoran Industri Morowali ke RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 September 2021 10:10
foto/ Indonesia Morowali Industrial Park/ Dok. Indonesia Morowali Industrial Park
Foto: foto/ Indonesia Morowali Industrial Park/ Dok. Indonesia Morowali Industrial Park

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, saat ini tengah melakukan pembangunan klaster komponen baterai kendaraan listrik (EV).

CEO IMIP Alexander Barus mengatakan secara total IMIP memiliki tiga klaster. Dia pun merinci tiga klaster tersebut. Pertama adalah klaster stainless steel, yakni mengolah bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI) hingga stainless steel.

Di klaster ini ada 44 lines tungku smelter NPI, sementara kapasitas produksi stainless steel sebesar 3 juta metrik ton (MT) per tahun, lalu kapasitas produksi hot rolled coil 3 juta ton per tahun, dan cold rolled coil 0,5 juta ton per tahun.

"Klaster stainless steel, base-nya adalah nikel. Ini merupakan paling besar di dunia untuk satu tempat," ungkapnya dalam webinar 'Mineral for Energy', Selasa malam (14/09/2021).

Klaster kedua yakni carbon steel. Dia bercerita klaster ini dibangun atas permintaan dua menteri, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Permintaan membangun klaster carbon steel ini disampaikan saat dua menteri tersebut melakukan kunjungan ke kawasan industri ini.

Klaster ini memproduksi carbon steel dengan kapasitas produksi 3,5 juta ton per tahun dan memakan investasi sebesar US$ 1,1 miliar. Klaster ini menyerap sebanyak 5.000 orang tenaga kerja.

"Karena Indonesia menggunakan baja untuk saving devisa, kita bangun dan untungnya investor mau bangun di Morowali, ini untuk kebutuhan baja dalam negeri," tuturnya.

Klaster terakhir adalah komponen baterai. Klaster ini memproduksi katoda baterai kendaraan listrik. Klaster yang masih dalam tahap pembangunan ini menurutnya ditujukan untuk mendukung energi bersih dan terbarukan.

Klaster katoda baterai EV ini terdiri dari sejumlah perusahaan, antara lain:
1. PT Huayue Nickel Cobalt yang memiliki kapasitas produksi 70.000 ton per tahun (Ni-Co).
2. PT QMB New Energy Material dengan kapasitas produksi sebesar 50.000 ton per tahun (Ni Sulfide & Ni-Co).
3. PT Fajar Metal Industry dengan kapasitas 60.000 ton per tahun (Ni Sulfide).
4. PT Teluk Metal Industry dengan kapasitas 60.000 ton per tahun (Ni-Sulfide).

Menurutnya secara total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan klaster ketiga ini sebesar US$ 3 miliar dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 5.000 orang.

"Klaster ketiga inilah yang terbentuk kita sebut klaster komponen baterai. Dalam mendukung energi bersih dan terbarukan," ujarnya.

PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah berinvestasi US$ 10,20 miliar atau sekitar Rp 147 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) hingga 2020. IMIP memberikan setoran ke negara melalui pajak dan royalti. Sejak 2015 sampai 2020, setoran ke negara ini terus mengalami peningkatan.

Alexander menyatakan, besaran pajak dan royalti yang diberikan perusahaan kepada negara pada 2020 berjumlah Rp 5,38 triliun, naik dari 2015 yang sebesar Rp 306,87 miliar.

Dia mengungkapkan, pada 2015 investasi IMIP mencapai US$ 3,3 miliar dan ekspornya bernilai US$ 203 juta.

"Di tahun 2015 investasi kami US$ 3,3 billion, ekspor kami sekitar US$ 203 juta dan pajak dan royalti ke negara Rp 306 miliar," tuturnya.

Sementara pada 2020 investasi sudah mencapai US$ 10,2 miliar atau sekitar Rp 147 triliun dengan ekspor sebesar US$ 6,38 miliar.

"Pada 2020 investasi sudah mencapai US$ 10,2 billion ya Rp 150 triliun lah, ekspor US$ 6,4 billion," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan besarnya ekspor pada 2020 menurutnya menjadi penolong Current Account Deficit (CAD) RI. Sementara dampaknya ke pajak dan royalti meningkat menjadi Rp 5,38 triliun.

"Ini tolong Current Account Deficit tahun lalu. Pajak dibayarkan Rp 5,4 triliun tahun 2020," paparnya.

Pihaknya pun berharap agar setoran ke negara bisa terus meningkat pada tahun-tahun ke depan. Pada tahun depan diproyeksikan akan terjadi kenaikan setoran ke negara sekitar 10%-15%.

"Ini dampak externality dari perusahaan ini. Kita harapkan tahun depan akan naik lagi 10-15%," ujarnya.

Secara rinci setoran IMIP ke negara sejak 2015-2020:

1. Tahun 2015 setoran pajak dan royalti Rp 306 miliar
2. Tahun 2016 setoran pajak dan royalti Rp 885 miliar
3. Tahun 2017 setoran pajak dan royalti Rp 2,1 triliun
4. Tahun 2018 setoran pajak dan royalti Rp 4 triliun
5. Tahun 2019 setoran pajak dan royalti Rp 4,68 triliun
6. Tahun 2020 setoran pajak dan royalti Rp 5,37 triliun.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kawasan Industri Morowali Ternyata Bangun Klaster Baterai EV!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular