Herd Immunity di RI Terbentuk Alamiah karena Infeksi Covid?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 16/09/2021 12:35 WIB
Foto: Pengendara melewati jalur alternatif untuk melewati penyekatan PPKM Darurat di Jakarta, Selasa (6/7/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Herd immunity (kekebalan komunal) secara alamiah disebut menjadi penyebab turunnya kasus infeksi di Indonesia. Setidaknya, hal ini dikatakan pakar epidemologi Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo.

"Kan kita pernah mengalami kasus yang berat ya, meningkat tinggi, itu pun masih banyak yang tidak terdeteksi karena testing kita segitu-segitu saja kan," jelas Windhu dikutip dari detikcom.


"Dan itu perkiraan saya sudah terjadi kekebalan komunitas yang artinya kekebalan itu sudah ada di komunitas besar sekali jadi turun-turun sendiri, memuncak, tinggi terus terus, tetapi mengalami kematian yang besar, kita kan kasus kematiannya besar kemarin."

Dugaan Windhu terkait herd immunity infeksi alamiah diperkuat dengan estimasi kasus baru dan kasus kematian yang jumlahnya bisa berkali lipat dari yang dilaporkan. Bahkan, sebelum lonjakan terjadi, infeksi harian disebutnya jauh lebih tinggi antara 8 hingga 20 kali lipat dari angka resmi.

"Kita yang selamat ini beruntung, karena kematian kemarin sudah banyak ya. Beruntung kenapa, karena kasusnya turun berkat pengorbanan dari sahabat-sahabat kemarin kita itu," ungkap dia.

Meski demikian, hal ini harus melalui penelitian lanjutan, seperti sero suveilans. Ini untuk melihat mengetahui sudah seberapa banyak warga Indonesia yang sebenarnya memiliki antivobii Covid-19, baik alami maupun karena vaksin.

Studi sero surveilans bisa menjadi acuan untuk strategi vaksinasi. Termasuk berapa lama antibodi pasca divaksinasi corona bertahan.

"Untuk kepentingan strategi, nanti strategi untuk vaksinasi menjadi lebih baik kalau kita tahu sekarang sebetulnya sudah berapa persen sih yang kebal. Karena kekebalan itu kan hati-hati juga itu turn juga nggak bertahan lama," pungkas dia.

Kasus positif di Indonesia bertambah 3.948 menjadi 4.174.164 hingga Rabu (15/9/2021) pukul 12.00 Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan tersebut, tambahan tercatat mengalami kenaikan dibanding hari sebelumnya, di mana pada Selasa (14/9/2021) angka positif sehari tercatat 4.128 orang.

Adapun kasus aktif turun 7.365 menjadi 84.963 orang. Sebanyak 232.441 spesimen diperiksa hari ini. Tercatat jumlah suspek per hari ini adalah 333.326 orang.

Selanjutnya, tambahan kasus sembuh ada 11.046 menjadi 3.953.519 orang. Meski tambahan kasus positif melandai dan kesembuhan bertambah, kasus kematian juga masih terpantau naik.

Dalam sehari, tambahan kasus kematian terpantau 267 orang. Dengan tambahan tersebut, kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia hingga saat ini menjadi 139.682 kasus.

Informasi saja, pemerintah kembali kedatangan vaksin pada Rabu (15/9/2021). Kedatangan kali ini merupakan kedatangan tahap ke 62 berupa vaksin Pfizer sejumlah 274.950 dosis vaksin jadi.

"Dengan kedatangan ini membuat total vaksin yang sudah tiba di Indonesia dalam bentuk Bulk dan Jadi adalah sekitar 240 juta dosis," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong.

Menurutnya, ketersediaan vaksin dipastikan aman dan dapat mendukung percepatan vaksinasi dengan target 2 juta orang per hari. Dia memastikan, pemerintah terus berupaya keras untuk mendatangkan vaksin dan segera menyalurkannya ke seluruh lokasi vaksinasi di Indonesia.

Perkembangan vaksinasi hingga saat ini, lanjut Usman, pemerintah akan berfokus untuk menggenjot vaksinasi untuk kelompok lansia dan remaja. Tercatat, realisasi vaksinasi untuk kelompok masyarakat lansia baru sekitar 26,43% untuk dosis 1 dan 18,73% untuk dosis 2. Sementara itu, realisasi vaksinasi kelompok remaja mencapai 11,83% untuk dosis 1 dan 8,12% untuk dosis ke 2.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan