Booming Sepeda Lipat Usai, Ternyata Ini yang Bikin Harga Drop

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 September 2021 18:10
Ilustrasi Penjual Sepeda. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penjual Sepeda. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemicu makin hancurnya harga sepeda belakangan ini termasuk jenis sepeda lipat karena tren gowes yang sudah berakhir di masyarakat. Kondisi ini membuat permintaan pun menurun, saat bersamaan pasokan malah tetap tinggi alias over supply. Apalagi pembatasan sosial saat PPKM darurat Juli 2021 lalu makin memperparah kondisi pasar sepeda.

Kondisi ini diakui oleh pelaku usaha importir sepeda di dalam negeri. Turunnya permintaan, dibarengi stok banyak, maka harga pun ikut-ikutan ambrol.

"Kenapa turun karena stok sudah over supply, banyak pilihan. Jadi target margin yang diharapkan nggak sesuai. Nah supaya bisa cepat (laku), jadi mau nggak mau diturunkan (harga), disesuaikan marginnya jadi importir produsen masih dapat (untung)," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/9/21).

Sepeda Lipat Masih Pimpin Pasar

Penjualan sepeda lipat sudah jauh menurun jika dibanding masa 'keemasan' pada tahun lalu. Namun, jika melihat dari jenis sepeda yang paling banyak digunakan, ternyata seli masih yang memimpin di pasaran. 

"Sepeda lipat tetap market share paling tinggi karena lebih multiuser, jadi satu keluarga punya sepeda lipat bisa dipakai barengan, lebih portable, tetap itu paling banyak dari dulu, paling besar market-nya," katanya.

Keunggulan sepeda jenis ini memang bisa dibawa kemana-mana, cukup dengan melipatnya. Segmentasinya bisa menjangkau lebih banyak orang, utamanya keluarga yang pergi berlibur ke luar kota maupun untuk gowes di perkotaan. Hal ini bisa terlihat saat tren seli sedang naik di tahun lalu.

"Tahun lalu waktu zaman lagi ramai market share bisa 60% paling gede, normalnya bisa 50%, apalagi sekarang varian seli makin banyak, ada yang ukuran 16', 18', 20' jadi penjualan yang paling banyak keluar dari toko tetap itu. Pilihan pasti itu dulu, baru MTB dan yang lain," ujar Eko.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tren Sepeda Lipat Mulai Jenuh, Harganya Ikut Rontok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular