Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menetapkan kecepatan vaksinasi sebagai salah satu indikator penanganan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Jika daerah sudah mencapai target vaksinasi yang ditetapkan, maka bisa turun level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Diputuskan cakupan vaksinasi dalam evaluasi penurunan PPKM dari Level 3 menjadi Level 2 di Jawa Bali. Dosis pertama harus 50%, dan cakupan lansia harus 40% sebagai syarat tambahan untuk turun dari Level 3 ke Level 2. Kemudian cakupan dosis pertama 70% untuk lansia dan 60% untuk umum agar bisa turun dari Level 2 ke Level 1," ungkap Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali.
Saat ini tinggal tiga daerah di Jawa-Bali yang masih berstatus PPKM Level 4 yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Brebes. Sementara mayoritas ada di Level 3.
Level PPKM yang semakin rendah berimplikasi semakin banyak aktivitas yang diizinkan. Misalnya, daerah dengan PPKM Level 3 dan 2 sudah boleh membuka bioskop dan tempat rekreasi secara terbatas. Ini belum bisa dilakukan di wilayah PPKM Level 4.
Secara umum, vaksinasi anti-virus corona di Indonesia berjalan dengan cukup baik. Our World in Data mencatat, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat Indonesia per 12 September 2021 adalah 114,5 juta dosis. Indonesia menempati urutan keenam dunia dalam hal kecepatan vaksinasi.
Vaksin, jika efektif, akan membentuk kekebalan tubuh untuk menghalau serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Studi di AS menunjukkan bahwa vaksin bahkan bisa membendung serangan virus corona varian delta yang jauh lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya.
Penelitian yang melibatkan 32.000 orang itu menunjukkan bahwa vaksin dapat menekan risiko gejala berat yang harus dirawat di rumah sakit. Vaksin Moderna bisa mengurangi risiko sampai 95%, Pfizer 80%, dan Johnson % Johnson 60%.
Sementara studi lain yang melibatkan 600.000 ribu orang dalam dua bulan terakhir menunjukkan mereka yang belum divaksin 4,5 kali lebih mungkin tertular Covid-19, 10 kali lebih berisiko masuk rumah sakit, dan 11 kali lebih rawan meninggal.
"Vaksin bekerja dengan baik dan melindungi kita dari komplikasi berat akibat Covid-19," tegas Dr Rochelle Walensky, Direktur US Centers for Disease Control and Preventions, seperti dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> DKI Paling Top Soal Vaksinasi, Jabar Apa Kabar?
So, bagaimana perkembangan vaksinasi di wilayah Jawa-Bali? Sejauh mana vaksinasi sudah berlangsung dan apakah ada daerah yang sudah memenuhi target pemerintah pusat?
Mari kita lihat per provinsi di Jawa-Bali. Pertama ibu kota DKI Jakarta.
Mengutip catatan Kementerian Kesehatan, jumlah vaksin anti-virus corona dosis pertama yang sudah disuntikkan ke lengan warga Jakarta per 13 September 2021 adalah 10,33 juta dosis. Menurut data Sensus Penduduk 2020, populasi Jakarta adalah 10,56 juta jiwa.
Artinya 97,82% warga Jakarta sudah divaksin, setidaknya dosis pertama seperti yang ditetapkan pemerintah. Sudah hampir seluruhnya.
Jadi kalau melihat data ini saja, maka sejatinya Jakarta sudah layak untuk diganjar PPK Level 2, lebih longgar dari Level 3 yang berlaku saat ini. Namun sayang, data vaksinasi lansia agak sulit untuk didapat. Mungkin provinsi pimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini belum memenuhi target untuk vaksinasi terhadap lansia sehingga belum bisa turun ke PPK Level 2.
Kemudian beralih ke Banten. Per 13 September 2021, jumlah vaksin dosis pertama yang sudah diberikan adalah 3,39 juta dosis. Dengan jumlah penduduk Banten yang 11,9 juta jiwa, maka baru 28,49% yang divaksin dosis pertama. Masih lumayan jauh dari target yang ditetapkan Menko Luhut.
Lalu ke Jawa Barat. Per 13 September 2021, jumlah vaksin dosis pertama yang sudah diberikan adalah 12,23 juta dosis. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan Jakarta.
Akan tetapi, Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia Raya. Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan jumlan populasi Bumi Parahyangan adalah 48,27 juta orang. Jadi, rasio penduduk yang sudah menerima vaksin dosis pertama baru 25,34%. Belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat.
Berpindah ke Jawa Tengah, per 13 September 2021 vaksin dosis pertama yang sudah diberikan adalah 8,79 juta. Ini yang repot karena sudah jumlahnya sedikit, provinsi ini penduduknya banyak.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah warga Jawa Tengah adalah 38,52 juta. Artinya, baru 22,82% wrga yang sudah divaksin. Jauh dari target pemerintah pusat.
Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi Yogyakarta Sudah Lumayan Tinggi, Tapi Kalah dari Bali
Selanjutnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Per 13 September 2021, ada 2,01 juta dosis vaksin pertama yang sudah diterima warga daerah yang dipimpin oleh Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X ini.
Jumlah penduduk Yogyakarta adalah 3,67 juta jiwa. Jadi sudah 54,77% penduduk yang mendapatkan vaksin dosis pertama, melampaui ambang batas yang ditetapkan pusat.
Berikutnya Jawa Timur. Per 13 September 2021, ada 11,79 juta dosis vaksin pertama yang diterima masyarakat.
Kejadian di Jawa Timur mirip dengan Jawa Barat. Jumlah warga yang divaksin memang banyak, lebih banyak dari Jakarta. Namun seperti Jawa Barat, jumlah penduduk Jawa Timur jauh lebih banyak ketimbang Jakarta.
Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Tanah Air dengan populasi 40,67 juta orang. Jadi, rasio penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama baru 28,99% dari total populasi.
Terakhir adalah Bali. Per 13 September 2021, ada 3,25 juta dosis vaksin dosis pertama yang sudah diterima warga Pulau Dewata.
Menurut Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Bali adalah 4,32 juta. Artinya sudah 75,23% warga yang menerima vaksin dosis pertama. Tidak heran sudah tiada lagi kabupaten/kota di Bali yang berstatus PPKM Level 4.
TIM RISET CNBC INDONESIA