Harga Listrik Pembangkit Hijau Diklaim Bisa Saingi PLTU
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) agar bisa mencapai bauran energi 23% pada 2025 mendatang. Seiring berkembangnya teknologi, harga listrik dari pembangkit berbasis EBT pun semakin bisa bersaing dengan energi fosil.
Arthur Simatupang, Ketua Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI), mengatakan bahwa harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) rata-rata US$ 5-7 sen per kilo Watt hour (kWh).
Sementara pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) seiring dengan majunya teknologi selama 10 tahun terakhir membuat harga listriknya juga semakin kompetitif, yakni di kisaran US$ 5-10 sen per kWh.
"Dan (biaya) battery storage turun, ini tren perlu dicermati karena buat produksi listrik EBT semakin kompetitif," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (13/09/2021).
Demi semakin mendorong pemanfaatan EBT, menurutnya pemerintah terus mempertajam kebijakan di sektor EBT, salah satunya terkait rencana Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur lebih jauh mengenai tarif listrik EBT ini.
"Saya dengar ada juga rancangan UU dan policy yang akan menjadi penting, yang diperlukan bahwa ada kepastian hukum. Kami dari produsen listrik swasta mulai kembangkan walau skala kecil, ini perlu ditingkatkan," tuturnya.
Satya Widya Yudha, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) mengatakan, berbicara khusus mengenai PLTS, jika dibangun dengan kapasitas di atas 10 mega watt (MW), maka harga listriknya akan lebih kompetitif, yakni US$ 5-10 sen per kWh.
Jika dibenturkan dengan harga listrik dari PLTU yang menurutnya sekitar US$ 5-8 sen per kWh masih bisa kompetitif. PLTS menurutnya menjadi sumber EBT yang bisa dikembangkan, nanti tinggal pemerintah memberikan insentif dan beberapa kemudahan di sisi investasi pada PLTS, disamakan dengan insentif yang diberikan negara lain.
"Jangan sampai orang kembangkan PLTS di negara lain punya kemudahan, paling gak sisi kemudahan. Kebijakan dibuat sama sehingga investasi masuk," tegasnya.
(wia)