Internasional

Awas Taliban, Ekonomi Afghanistan di Ambang Kehancuran Total

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 September 2021 06:21
Presiden Macron Covid-19
Foto: AP/Thibault Camus

Di sisi lain, Taliban kini kembali dapat 'serangan' dari negara dunia. Taliban bahkan dianggap telah berbohong.

Hal ini diutarakan Prancis. Melalui Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian negeri itu mengatakan tak akan memiliki hubungan apapun dengan pemerintahan baru yang terbentuk.

"Mereka mengatakan akan memberikan beberapa orang asing dan warga Afganistan pergi dengan bebas dan (berbicara) tentang pemerintahan yang inklusif dan representatif, tetapi mereka berbohong," ujar Jean-Yves Le Drian di France 5 TV dan dilansir dari Reuters, Minggu (12/9/2021).

"Perancis menolak untuk mengakui atau memiliki hubungan apa pun dengan pemerintah ini. Kami menginginkan tindakan dari Taliban dan mereka akan membutuhkan ruang bernafas untuk ekonomi dan hubungan internasional. Terserah mereka."

Paris telah mengevakuasi sekitar 3.000 orang dan telah mengadakan pembicaraan dengan Taliban untuk memungkinkan keberangkatan tersebut. Masih ada beberapa warga negara Prancis dan beberapa ratus warga Afghanistan yang memiliki hubungan dengan Prancis yang tersisa di Afghanistan.

Perancis menjadi negara ketiga yang "menyerang" pemerintahan Taliban di Afganistan. Sebelumnya Presiden Recep Tayyip Erdogan ini mengultimatum dunia untuk tidak terburu-buru mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan dia meminta pemerintahan baru Afghanistan bersifat inklusif, menambahkan pentingnya perempuan dan kelompok etnis lain diberikan jabatan menteri.

"Tidak perlu terburu-buru... Ini adalah saran kami ke seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional," kata Cavusoglu dalam keterangannya.

Iran juga yang memberikan kecaman keras kepada Taliban berkaitan dengan serangan yang dilakukan ke lembah Panjshir. Bahkan menyebutnya sangat terkutuk.

"Berita yang datang dari Panjshir, benar-benar mengkhawatirkan... Serangan itu sangat terkutuk," kata Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, awal pekan ini.

"Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa itu diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan," lanjutnya.

"Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional, dan komitmen mereka ... Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga."

Lembah Panjshir adalah satu-satunya dari 34 provinsi di Afghanistan yang tetap di luar kendali Taliban. Kecaman Iran muncul di tengah kekhawatiran gelombang pengungsi Afghanistan baru ke negeri itu.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular