
Titik Nol 9/11 & Anggaran Bombastis Perang AS Rp 113.800 T

Namanya perang pasti ada korban jiwa. Total kematian akibat War on Terror dalam 20 tahun terakhir ditaksir mencapai 900.000 orang.
Tidak hanya nyawa, War on Terror juga menguras sumber daya. Perang itu mahal, bung. Harga sebuah kemenangan tidaklah murah.
Mengutip kajian Brown University, total biaya yang dikeluarkan AS selama War on Terror mencapai US$ 8 triliun. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.225 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 10 September 2021, nilainya adalah Rp 113.800 triliun.
Sebagai perbandingan, nilai ekonomi Indonesia yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020 adalah Rp 15.434,2 triliun. Artinya, AS sudah keluar duit lebih dari tujuh kali lipat PDB Indonesia.
"Perang ini sudah terlalu lama, mengerikan, dan tidak berhasil. Perang masih berlangsung dan melibatkan lebih dari 80 negara," tegas Catherine Lutzm Guru Besar Brown University.
Presiden Joepsh 'Joe' Biden menyadari bahwa War on Terror sudah terlalu lama dan mahal. Oleh karena itu, Biden berkeras untuk menarik pasukan AS dari Afganistan.
"Kami tidak lagi punya tujuan jangka panjang dalam misi di Afganistan. Setelah lebih dari US$ 2 triliun yang dikeluarkan di Afganistan, warga AS harus mendengar ini. Saya tidak mau mengirim putra-putri AS ke perang yang seharusnya sudah lama selesai," tegas Biden, seperti dikutip dari Reuters.
Meski nantinya War on Terror berakhir, tetapi beban anggaran AS masih berlanjut. Pemerintah AS tetap harus mengeluarkan uang US$ 2,2 triliun untuk membiayai para veteran dan memperbaiki kerusakan lingkungan.
"Apa sebenarnya yang sudah kita capai selama 20 tahun setelah 9/11? Berapa harga yang harus kita bayar? Dua puluh tahun dari sekarang, kita masih menghadapi konsekuensi dari perang di Afganistan dan Irak," kata Stephanie Savell, Senior Research Associate di Watson Institute, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)